Lihat ke Halaman Asli

Chawwa Fitri

Mahasiswa Uin Sunan Ampel Suarabaya

Hiv/Aids Sebagai Ancaman Keamanan di Timur Tengah: Pentingnya Edukasi!

Diperbarui: 1 Juli 2021   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Human Immuno Deficiency Virus (Hiv) merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang beberapa penularan utamanya yakni disebabkan infeksi dari penggunaan jarum suntik secara bergantian dan hubungan sex bebas. Sedangkan Aids atau Acquired Immune Deficiency Syndrome sendiri merupakan gejala yang muncul setelah terserang Hiv. Dapat diartikan bahwa dua penyakit tersebut tergolong berbahaya dan salah satu penyebab umum penularanya yang melalui hubungan sex bebas ini menjadi suatu hal yang saling berkesinambungan. Penyakit ini dikatakan berbahaya karena dampak yang ditimbulkan cukup parah, seperti nyeri sendi, demam kelenjar yang disertai ruam, dan lain-lain. Penyakit tersebut juga dapat menginfeksi seseorang dalam kurun waktu yang lama dengan terus menggerogoti kekebalan tubuh orang yang terinfeksi hingga menyebabkan kematian. 

Sejak 1980 hingga saat ini, penyakit tersebut telah menjangkit sebanyak 75 juta orang di seluruh dunia. Data tersebut menunjukan bahwa Hiv/Aids dapat menjadi ancaman keamanan kesehatan global. Kasus kematian yang diakibatkan penyakit Hiv/Aids dapat dikatakan cukup banyak diberbagai negara dan kasus tertinggi dibeberapa negara seperti Indonesia, Afrika Selatan dan khususnya Timur Tengah.

Membahas kasus Hiv/Aids di Timur Tengah sebagai kawasan yang rentan dengan kasus tersebut, sekitar tahun 2010-2012, negara dikawasan Timur Tengah menjadi negara dengan kasus Hiv/Aids tertinggi di dunia. Tercatat terjadi lonjakan kasus Hiv/Aids pada tahun 2010 dengan jumlah kasus 470 ribu setelah sebelumnya pada tahun 2001 dengan 320 ribu kasus. Kasus Hiv/Aids yang cukup tinggi juga terjadi di salah satu negara di kawasan Timur Tengah, yakni Qatar dengan jumlah 306 kasus yang terdiagnosis pada Oktober 2014. Dari rasio yang didapat Qatar bahwa pasien yang terjangkit Hiv/Aids di dominasi oleh laki-laki, dimana itu berarti sebagian besar dari populasi Qatar mengidap Hiv/Aids. Ini menunjukan bahwa virus Hiv/Aids sendiri menjadi penyakit yang berbahaya dan dapat menjadi ancaman keamanan kesehatan di Timur Tengah. 

Penyebaran kasus Hiv/Aids di Timur Tengah menjadi sangat cepat dikarenakan berbagai faktor, salah satunya seperti pola sex yang tidak sehat. Hal tersebut juga disampaikan oleh Dokter Sanaa Bin Mustafa Flimban dalam tulisan harian Pemerintah Okaz, bahwasanya 96% penderita Hiv/Aids di negara Arab tertular melalui hubungan sex. Ini menjadi bukti kurang atau lemahnya edukasi terkait sex di negara di kawasan Timur Tengah. Banyak dari para pelaku sex bebas ini yang melakukan hubungan sex dengan pola yang tidak benar tanpa mengetahui dampak apa akan mereka dapat. Hal tersebut dikarenakan stigma buruk di masyarakat terkait pelaku sex dan dampak Hiv/Aids. Maka dari itu sangat penting bagi pemerintah di kawasan Timur Tengah untuk berfokus pada edukasi seputar bahaya sex bebas dan dampak Hiv/Aids.

Pada dasarnya edukasi seputar hubungan sex memang menjadi suatu hal yang sangat penting untuk diterapkan diberbagai negara, karena sex bebas menyebabkan dampak yang kompleks, salah satunya seperti Hiv/Aids tersebut. Akan tetapi, sudah menjadi rahasia umum bahwa pembahasan atau persoalan seputar sex dan Hiv/Aids menjadi suatu hal yang tabu dalam masyarakat Timur Tengah. Karena ketabuan dan kurangnya edukasi terkait sex dan bahaya Hiv/Aids, tak jarang  dari masyarakat Timur Tengah yang melakukan sex bebas tanpa adanya edukasi dan juga muncul banyaknya pasangan gay.

Oleh karenanya, sangat penting bagi pemerintah atau lembaga masyarakat di Timur Tengah untuk berupaya lebih lagi dengan memberikan edukasi sejak dini pada masyarakat terkait bahaya Hiv/Aids, penyebab, dan hubungan sex yang tidak sehat. Karena apabila pemerintah di negara-negara Timur Tengah tidak segera bertindak dengan mengambil langkah kongkrit untuk melakukan upaya mengurangi kasus Hiv/Aids, maka Hiv/Aids dapat menjadi ancaman keamanan kesehatan di kawasan tersebut.

 Bercermin dari negara dengan minim kasus Hiv/Aids seperti Austalia yang menerapkan kebijkan edukasi seputar sex sejak dini di sekolah-sekolah dalam upaya mencegah sex bebas sebagai penyebab penyebaran Hiv/Aids, maka negara-negara di kawasan Timur Tengah juga perlu menerapkan hal serupa. Hal tersebut bertujuan untuk menghilangkan stigma masyarakat terkait bahaya Hiv/Aids dan juga sebagai pengetahuan masyarakat tentang bahaya pola sex bebas.

Dalam perspektif human security, yang menjadi elemen penting adalah bahwa setiap orang memiliki hak untuk menikmati apapun dan rasa aman di wilayahnya. Tujuan utama dari human security dalam sektor kesehatan adalah perlindungan terhadap individu maupun kelompok dari infeksi penyakit seperti, Hiv/Aids.

 Sejalan dengan hal tersebut, kasus Hiv/Aids ini menjadi ancaman keamanan manusia dalam sektor kesehatan dikarenakan banyak memakan korban yang menjadi ancaman kesehatan bagi masyarakat dan sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menjamin segala bentuk keamanan bagi masyarakatnya. Untuk itu maka diperlukan upaya seperti yang dilakukan negara-negara minim kasus Hiv/Aids yakni, edukasi sex dan bahaya Hiv/Aids. Pemerintah negara-negara dikawasan Timur Tengah perlu membuat kesepakatan atau suatu kebijakan yang dapat menghilangkan ketabuan terkait sex dan stigma buruk masyarakat terhadap Hiv/Aids. Para pendukung konsep human security juga menyarankan hal serupa disetiap kasus ancaman keamanan kesehatan, bahwa negara perlu berfokus terhadap beban kesehatan masyarakatnya serta membuat respon cepat dengan kebijakan yang bertujuan untuk menumpas akar masalah.

Beberapa  negara di Timur Tengah perlahan juga mulai menyadari pentingnya edukasi sebagai upaya mengatasi kasus Hiv/Aids. Negara tersebut yakni Saudi Arabia sebagai negara dengan kasus Hiv/Aids terbanyak di kawasan Timur Tengah telah berupaya melakukan penanganan atau pencegahan dengan melakuakan workshop yakni Hiv/Aids Regional Programme in the Arab States workshop yang bertujuan untuk menumbuhkan serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya Hiv/Aids dan meminimalisir kasus Hiv/Aids. Ini menjadi salah satu langkah kongkrit yang perlu di terapkan oleh negara lain di kawasan Timur Tengah. Akan tetapi, seperti yang sudah dibahas sebelumnya, tak cukup sampai disitu saja, perlu dilakukan upaya lebih lagi selain dari workshop, yakni melalui penerapan kurikulum di sekolah-sekolah terkait bahaya sex bebas yang menjadi salah satu penyebab Hiv/Aids. Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan skrinning sejak dini dan memberikan penyuluhan terkait pentingnya skrinning seperti yang telah dilakukan Qatar. Upaya tersebut dapat dikatakan efektif dikarenakan jumlah kasus yang terus menurun di Qatar. Berbagai upaya yang dilakukan Saudi Arabia dan Qatar diharapkan dapat menjadi contoh bagi negara lain di kawasan Timur Tengah supaya kawasan tersebut dapat terhindar dari ancaman keamanan kesehatan. Dengan upaya kongrit yang dilakukan Arab dan Qatar maka kemungkinan besar dapat mengurangi kemungkinan Hiv/Aids sebagai ancaman keamanan kesehatan di Timur Tengah.

Referensi 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline