Lihat ke Halaman Asli

Aulia

Pendamping Belajar

Yuk Menengok Ruang Menyusui di Hong Kong

Diperbarui: 25 Juni 2015   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13443918851601175568

[caption id="attachment_205426" align="aligncenter" width="640" caption="Babies Room di salah satu shopping center di Hong Kong (Aulia)"][/caption]

Beberapa hari yang lalu seorang teman yang belum lama melahirkan curhat tentang pengalamannya. Gimana excitednya saat ia sukses melahirkan sampai urusan remeh-temeh seperti kecumburuannya ke suami gara-gara si baby terlihat lebih nurut ke dia daripada ke bundanya.

"Nurut gimana Nin? Kan Afiqah-mu masih belum bisa ngapa-ngapa?"  Ninda nama teman saya itu.

"Kalau lagi nangis itu loh..aku coba ngediemin dia bermenit-menit ee nggak berhasil. Begitu si ayah mengambil alih, ehh Aqiqah langsung diem."

"Hahahhaa.." Tertawa saja saya mendengarnya.

Obrolan kita pun berlanjut. "Eh cepetan pulang dong! Tengokin nih ponakan. Dia manggil-manggil nama kamu mulu." *tsaaah Afiqah juga belum genep berusia 3 bulan, gimana bisa manggil-manggil. :D
Lantas temen saya itu mulai cerita gimana asiknya menjalani profesi barunya sebagai ibu. Huwaa pengeeen *nangis gulung-gulung.
"Beneran loh, jadi ibu itu sesuatu banget rasanya. Dulu aku selalu nunda kehamilan ini, dengan alasan pengen bisa mesra-mesraan ama misua tanpa di-ribetin urusan baby sitting." *jiyaah..
"Tapi itu dulu. Sebelum aku luluh ama rayuan suami dan lalu rutin berobat ke tong fang. Terima kasih tong fang."
"Haaa..serius? Kamu berobat ke klinik tong fang?"
"Hahhahahaha..kena de loo.."
Yiee..

Lantas dengan antusias juga dia cerita bagaimana sekarang kantor tempat dia bekerja sudah didukung fasilitas nursery room untuk karyawati yang baru saja kembali dari cuti melahirkan.
"Lumayan say, biar kata ruangannya nggak besar dan cuma berupa bilik-bilik kecil dengan tirai sederhana, kita bisa leluasa ber-pumping ria."
"Tempat ini baru aja dibikin. Lumayan nyaman sih. Satu bilik satu kursi. Dan di luar bilik disediakan kulkas untuk menyimpan ASI yang udah kita pump untuk kita berikan ke si bayi kalau kita pulang nanti. Kesediaan mereka menyediakan ruangan ini sih katanya mengacu sama PP yang mengatur hak ibu bekerja agar bisa kontinyu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya" Ninda meneruskan ceritanya.

Owh ada peraturan pemerintah baru thoo. Hehehe baru tahu. Bagus kalau begitu. Dengan demikian kebutuhan ibu-ibu yang masih menyusui bayi, bisa terpenuhi meski mereka berada di tempat kerja. Masih kata Ninda, sebelum ada nursery room itu mereka (karyawati yang baru melahirkan) biasa melakukan 'pumping' di toilet, gudang atau mushola. Duhh bisa kebayang gimana nggak nyamannya. Pasti pumping-nya sambil clingak-clinguk. Coba kalau pas pumping tiba-tiba ada orang yang nyelonong masuk.

Yang di tempat kerja dia mungkin oke. Tapi kemudian Ninda yang tinggal di Tangerang ini mendapat masalah ketika mengajak Afiqah jalan-jalan.
"Susah mencari ruang menyusui dan mengganti popok bayi yang nyaman. Mall-mall gede itu nggak nyediain tempat khusus untuk itu." Gerutunya.
Nah, mulai dari percakapan itu Ninda meminta saya untuk menceritakan seperti apa sih gambaran sebuah ruang menyusui di Hong Kong. Untung saja dia nggak meminta saya nyeritain nursery room di kantor tempat ibu-ibu Hong Kong mem-pumping. Mana mungkin saya punya akses ke kantor-kantor itu. Ihh dari tadi bilang 'pumping' mulu. Pake istilah yang lebih meng-Indonesia napa? Apa yaa? Memerah..gitu kali yaa.. :D

Well kita kembali cerita tentang ruang menyusui di Hong Kong. Sama seperti yang saya ceritain ke Ninda, kayaknya nggak ada salahnya kalau saya juga share pengalaman saya saat membawa bayi yang saya asuh menjelajah berbagai tempat yang memiliki fasilitas ruang menyusui yang selanjutnya akan saya sebut sebagai baby room.

Baik itu di mall, klinik, playgroup, playground, musium, atau theme park seperti Disneyland, Ocean Park bisa dipastikan memiliki fasilitas khusus untuk bayi. Kadang di sebut baby room, babies room atau juga nursery room. Saya nggak tahu kenapa bisa nggak kompak gini nyebutnya. Cuman ada yang masih disayangkan memang. Manajeman MTR tak menyediakannya. Jangankan baby room, kita juga musti nahan pipis kalau lagi berada di stasiun MTR tertentu. Kenapa? Karena nggak semua stasiun MTR ada toiletnya. *smile dulu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline