Lihat ke Halaman Asli

Chaterine Elisabeth

Freelancer, Tenaga Kesehatan

Analisis Sumsum Tulang, Prosedur, Indikasi, dan Perannya dalam Diagnosis Penyakit Hematologi

Diperbarui: 18 Juli 2024   17:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://news.cancerconnect.com/non-hodgkins-lymphoma/what-you-should-know-about-bone-marrow-biopsy

Sumsum tulang adalah jaringan lunak yang ditemukan di dalam tulang, khususnya di bagian tengah tulang panjang, tulang belakang, tulang panggul, dan tulang rusuk. Ini adalah pabrik utama tubuh untuk produksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, yang semuanya sangat penting bagi fungsi tubuh yang sehat. 

Analisis sumsum tulang, yang dilakukan melalui prosedur aspirasi atau biopsi, memberikan informasi vital mengenai kesehatan darah dan sumsum tulang seseorang. Mari kita bahas lebih dalam mengapa prosedur ini penting.

Analisis sumsum tulang adalah prosedur medis yang terdiri dari dua tahap utama yang sama-sama krusial: pembuatan sediaan hapus sumsum tulang dan penilaian sediaan tersebut. Sebelumnya, kita harus mengetahui seluk beluk dari kedua tahap ini secara lebih rinci.

1. Pembuatan Sediaan Hapus Sumsum Tulang
Tahap ini adalah langkah awal yang menentukan keberhasilan analisis. Berikut adalah beberapa poin penting dalam proses pembuatan sediaan:

  • Aspirasi/Biopsi Sumsum Tulang:
    Aspirasi sumsum tulang adalah prosedur di mana sedikit sampel sumsum tulang diambil menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam tulang. Prosedur ini biasanya dilakukan pada tulang panggul atau sternum (tulang dada). Sedangkan pada Biopsi sumsum tulang,prosesnya melibatkan pengambilan potongan jaringan kecil dari sumsum tulang. Kedua prosedur ini sering dilakukan bersamaan untuk memberikan gambaran lengkap tentang kondisi sumsum tulang. Untuk aspirasi,  umumnya dilakukan pada tulang pinggul (ilium) atau tulang dada (sternum). Dokter menggunakan jarum khusus untuk mengambil sampel cairan sumsum tulang dan proses ini hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit.
  • Pembuatan Hapusan:
    Sampel yang diambil segera dihapuskan pada slide kaca khusus, pada tahap ini diperlukan teknik khusus untuk mendapatkan sediaan hapus yang tipis dan merata.
  • Pewarnaan:
    Slide kemudian diwarnai, biasanya menggunakan metode Wright-Giemsa. Proses pewarnaan ini memungkinkan identifikasi berbagai jenis sel di bawah mikroskop. Pewarnaan Wright-Giemsa sudah ditemukan pada awal 1900-an dan hingga saat ini masih menjadi standar emas teknik pewarnaan untuk berbagai jenis sampel.

2. Penilaian Sediaan Hapus Sumsum Tulang
Setelah sediaan siap, tahap berikutnya adalah penilaian yang dilakukan oleh ahli hematologi, yang melibatkan:

  • Pemeriksaan Mikroskopis:
    Ahli hematologi memeriksa slide di bawah mikroskop dengan berbagai perbesaran. Berbagai jenis sel dalam sumsum tulang harus diidentifikasi dan dihitung. Dalam satu slide, jumlah sel yang dihitung dapat mencapai 500 atau bahkan lebih.
  • Analisis Selularitas:
    Ini mengacu pada kepadatan sel dalam sumsum tulang. Range Normal selularitas bervariasi tergantung usia pasien dan secara alami menurun seiring bertambahnya usia.
  • Evaluasi Maturasi Sel:
    Tenaga Hematolog juga akan memeriksa tahapan perkembangan berbagai jenis sel darah. Gangguan dalam proses maturasi dapat mengindikasikan berbagai kondisi medis. Umumnya, Terdapat lebih dari 30 jenis sel yang berbeda yang dapat diidentifikasi dalam sumsum tulang.
  • Deteksi Sel Abnormal:
    Kehadiran sel-sel yang tidak biasa dapat mengindikasikan kondisi seperti leukemia atau limfoma.

Dalam analisis sumsum tulang, deteksi sel abnormal merupakan salah satu aspek paling krusial. Kehadiran sel-sel yang tidak biasa dapat menjadi indikator kuat berbagai kondisi hematologi serius, berikut penjelasannya :

1. Signifikansi Sel Abnormal:

  • Sel abnormal dalam sumsum tulang sering menjadi penanda awal penyakit hematologi ganas.
  • Deteksi dini dapat sangat mempengaruhi prognosis dan strategi pengobatan pasien.

2. Jenis-Jenis Sel Abnormal: 

  • Blast Cells: 
    • Peningkatan jumlah sel blast (>20% dari seluruh sel berinti) adalah indikator utama leukemia akut
    • Dalam sumsum tulang normal, blast cells biasanya kurang dari 5%.
  • Sel Plasma Abnormal:
    • Dapat mengindikasikan multiple myeloma atau gangguan sel plasma lainnya.
    • Ciri khas: inti eksentrik dan sitoplasma basofilik.
  • Sel Reed-Sternberg:
    • Sel besar dengan inti ganda atau multilobulated.
    • Karakteristik Hodgkin's lymphoma.
  • Sel Hairy:
    • Ditemukan dalam Hairy Cell Leukemia.
    • Memiliki proyeksi sitoplasma halus seperti "rambut" di seluruh permukaannya.
    • Sel ini memiliki aktivitas fosfatase asam tartrat-resisten (TRAP) yang khas.
  • Auer Rods:
    • Struktur batang kristaloid dalam sitoplasma blast cells.
    • Sering ditemukan pada Acute Myeloid Leukemia (AML).
  • Faggot Cells
    • Sel plasma abnormal dengan inklusi intrasitoplasmik yang terlihat seperti ikatan ranting.
  • Flower Cells
    • Ditemukan dalam ATLL (Adult T-cell Leukemia/Lymphoma), memiliki inti berbentuk seperti bunga.

Proses identifikasi sel abnormal dilakukan dengan pengamatan pada berbagai aspek, yaitu :

  • Morfologi: Pemeriksaan bentuk, ukuran, dan karakteristik inti sel.
  • Sitokimia: Pewarnaan khusus untuk mengidentifikasi enzim atau komponen sel tertentu.
  • Imunofenotipe: Menggunakan antibodi untuk mendeteksi marker permukaan sel spesifik.
  • Analisis Sitogenetik: Memeriksa kelainan kromosom yang sering terkait dengan keganasan hematologi.

Deteksi sel abnormal dalam analisis sumsum tulang adalah seni dan ilmu yang membutuhkan keahlian tinggi. Kemampuan untuk mengidentifikasi sel-sel ini dengan akurat tidak hanya membantu dalam menegakkan diagnosis yang tepat, tetapi juga memberikan wawasan berharga tentang patofisiologi penyakit hematologi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline