Lihat ke Halaman Asli

NATASYA KIRANI

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

21st Century Educator: Program Studi Independen Bersertifikat Berbasis Virtual guna Ciptakan Calon Pendidik Unggul

Diperbarui: 21 November 2022   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pembelajaran berbasis digital menjadi suatu hal yang wajib diterapkan pada abad 21 saat ini, terutama pada generasi z yang hidup di era teknologi komunikasi dan digitalisasi. Penerapan teknologi dan komunikasi memengaruhi segala aspek kehidupan manusia termasuk bidang pendidikan, hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi. Era teknologi 5.0 merancang pendidikan berbasis digitalisasi yang dapat dilaksanakan secara virtual dan telah menjadi acuan proses pembelajaran terutama ditengah kondisi pandemi COVID-19. 

Melalui sistem pembelajaran digitalisasi, memudahkan peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan yang luas. Namun hal tersebut tidak dapat menggantikan peran guru serta interaksi belajar antara pelajar dan pengajar. Oleh karena itu, diperlukan reformulasi proses pembelajaran baik di sekolah, maupun di luar sekolah. Untuk mendukung hal ini, peran guru sangat krusial dalam mewujudkan pembelajaran berkualitas pada abad-21.

Pembelajaran abad ke-21 menuntut banyak hal dari seorang guru, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan. Guru dituntut untuk adaptif, kreatif dan inovatif mengembangkan rencana pembelajaran dalam menghadapi kondisi abad-21 yang penuh dengan ketidakpastian agar tetap dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru. 

Inovasi-inovasi yang diharapkan dalam hal pemanfaatan teknologi secara optimal agar dapat mentransfer ilmunya kepada peserta didik meskipun dalam segala keterbatasan. Hal ini tentu saja menimbulkan tekanan fisik maupun mental bagi guru dan juga peserta didik. Dimana para pendidik dipaksa melakukan suatu hal yang baru dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program "Merdeka Belajar Kampus Merdeka". Singkatnya, program (MBKM) Merdeka Belajar Kampus Merdeka ialah salah satu inovasi program yang dinisiasi oleh Kemendikbudristek sebagai sarana dalam  meningkatkan kualitas dan mutu lulusan perguruan tinggi. 

Kebijakan ini diluncurkan dalam rangka sebagai sarana simulasi awal bagi mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja, menghadapi perubahan sosial, kemajuan teknologi yang pesat serta kompetensi yang relevan dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Terdapat banyak sekali program yang ditawarkan, meliputi Kampus Mengajar, Studi Independen Bersertifikat, Magang Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Indonesian International Student Mobility Awards, Wirausaha Merdeka dan masih banyak lagi.

Pada 14 Feb 2022 - 15 Jul 2022, penulis berkesempatan menjadi salah satu peserta terpilih dari 27.679 mahasiswa yang telah mendaftar pada program studi independen bersertifikat di MyEduSolve. Sebagai mahasiswa yang berasal dari bidang keilmuan pendidikan di Universitas Pendiidkan Indonesia, penulis mendaftarkan diri pada pathway 21st Century Educator

Source: https://www.instagram.com/myedusolve/

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Sebelum memulai program studi independen, terdapat agenda onboarding dengan mengusung tema "Future-Ready: Future-Skills and Career-Ready with MyEduSolve" yang mencakup berbagai agenda antara lain student welcoming, program overview, meet the mentors, pathway overview, capstone project, scoring and assessments, values, commitment, rules, and expectations, pengenalan tools selama pembelajaran yang meliputi platform Discord, Telegram, dan WhatsApp, Sandbox (Office Hours), serta self paced learning materials.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline