Lihat ke Halaman Asli

Wanita Pada Peron Itu

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi menjemput, petang melayang

Senja menguning, malam menghilang

Wanita itu masih tertegun manis menjajakannya senyumnya

Menunggu sampai keramain menghilang

Secarik kertas selalu menemani setiap harinya

Bersama ribuan langkah kaki bersahutan

Hingga waktu menunjukkan pukul 23.00

Barulah ia bisa tertidur pulas

Sekarang ataupun esok sama saja

Ia harus tetap mencari uang

Peron tempat ia berbagi suka dan duka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline