Di tahun 2024 ini tahun yang sangat menegangkan bagi masyarakat Indonesia. Sebagai tahun politik bukan hanya petarung yang mengadu gaggasan tetapi juga masyarakat ikut mengambil bagian. Sebelum dan sesudah PEMILU masih tetap dalam situasi yang sama. Yang kalah mengadu yang menang mempertahankan. Situasi yang membuat keberadaan bangsa penuh dengan ketegangan. Kaum elit yang berurusan dengan politik berusaha mencari kebenaran dan kekeliruan yang terjadi selama PEMILU berlangsung. Masyarakat setelah pemilu, masih mempertanyakan kebenaran yang ditonton. Akan tetapi, sebuah fakta menarik ditengah situasi ini adalah dengan kenaikan harga beras. Harga beras yang tiba-tiba naik menambah kecemasan masyarakat antara yang didukungnya menang atau kalah dan memikirkan kehidupan sehari-hari.
Dalam artikel ini saya tidak membahas mengenai polemic PEMILU. Saya ingin mengulas mengenai peluang dibalik situasi yang terjadi di tahun 2024 ini. Situasi yang bisa menjadi peluang bagi pembisnis dan kaum milenial. Dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dan melihat program dari kaum yang menang berdasarkan survey sementara. Sehingga bisa dijadikan sebagai peluang bisnis untuk membangun usaha sesuai dengan program-program yang ada. Saya misalnya mengambil contoh, program makan siang gratis. Sebagai kaum pembisnis bisa melihat program ini dengan mencari bidang usaha yang bisa sebagai agen penyedia bahan makanan tersebut.
Menjadi Petani
Saya secara pribadi mengamati situasi ini dengan keinginan untuk menjadi petani milenial dan agen penyedia bahan makanan. Sudah dipastikan apabila program ini berlangsung, kebutuhan akan bahan-bahan makanan yang bisa diolah untuk dijadikan makanan akan meningkat. Sekolah-sekolahyang terdapat dalam satu daerah misalnya saja diperkirakan terdapat dua ratus sekolah dikalikan dengan jumlah murid, maka kebutuhan bahan mentah untuk diolah menjadi makanan akan meningkat. Peluang ini yang saya lihat mulai di tahun 2024 ini.
Apabila jumlah petani sayur dan padi di sebuah daerah sedikit atau dengan kata lain permintaan barang besar sedangkan agen sedikit, bisa menjadi harga bahan-bahan mentah akan melampaui tinggi. Saya melihat bahwa jumlah petani-petani yang berada di daerah tertentu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan ini nantinya. Ditambah lagi keberadaan anak milenial yang tidak ingin berprofesi menjadi petani. Kemudian harga beras juga nantinya akan semakin meningkat ini yang patut diwaspadai oleh masyarakat. Dan menjadi kabar baik untuk para petani. Kebutuhan akan beras dengan berjalannya program ini akan meningkat sehingga harga jual beras juga meningkat.
Membuka Warung Makan
Peluang yang lainnya juga adalah dengan membuka warteg kecil-kecilan sebagai penyedia bahan makanan untuk anak-anak sekolah yang bisa dipesan sekolah-sekolah untuk kebutuhan anak-anak setiap hari. Dalam pemikiran saya bukan tidak mungkin pemerintah akan bekerja dengan warung-warung tertentu dalam menjalankan program ini agar lebih mudah mengontrol ketersediaan makanan yang ada.
Keberadaan warung makan kita yang berada dekat dengan sekolah memiliki daya jual untuk dijadikan sebagai penyedia makanan untuk anak-anak sekolah. Saya bayangkan keuntungan yang didapat dari pemilik warung ini nantinya bisa melampaui tinggi.
Membuka Tempat Fotokopi dan Agen Buku
Kita masih menantikan program dari kementerian Pendidikan yang baru nantinya. Bisa saja program yang dijalankan oleh kementerian Pendidikan nanti akan menganti kurikulum. Kurikulum itu bisa saja membutuhkan agen fotokopi dan penyedian buku, alat tulis dan sebagainya. Atau dengan kata lain bisa saja program kementerian nanti mewajibkan siswa untuk kreatif membuat makalah atau karya tulis. Pemasukan dari pemiliki fotokopi akan bertambah. Dengan membuka tempat fotokopi dan penyediaan alat tulis menulis bisa menjadi daya tawar bagi sekolah untuk bekerja sama dalam hal penyediaan alat tulis, buku dan fotokopi. Ditinjau dari jarak yang muda dijangkau.