Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Pendidikan dan Kemiskinan

Diperbarui: 2 Maret 2024   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/07/31/080400526/begini-hitung-hitungan-angka-kemiskinan-di-indonesia-cara-bps?page=all

 Kemiskinan dan pendidikan

Dua sisi yang tidak dipisahkan

keberadaann ekonomi lemah

Pendidikan sulit digapai

Kemiskinan akan tetap berlanjut

Pendidikan dan kemiskinan dua situasi sosial yang menyebabkan kehidupan seseorang kaya atau tetap miskin. Kemiskinan membuat seseorang tidak dapat melanjutkan Pendidikan dan Pendidikan yang tertinggal membawa seseorang tetap miskin. Sebaliknya, kekayaan yang berlimpah akan membawa seseorang pada Pendidikan yang tinggi dan kekayaannya akan semain berlimpah. Di negara tercinta Indonesia ini kemiskinan masih terus menjadi permasalahan sosial di tengah masyarakat. Kemiskinan membuat orang akan menahan penderitaan dan mengonsumsi makanan seadanya bahkan tidak makan sama sekali selama berhari-hari. Kemiskinan bukan lagi opini tetapi fakta.

Begitu banyak anak yang cerdas tidak dapat melanjutkan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena factor ekonomi yang tidak mendukung. Kecerdasannya yang bisa membawa kemajuan dan menyumbangkan sesuatu untuk bangsa terpaksa putus di tengah jalan, sebab pembiayaan Pendidikan yang tidak mendukung. Kemiskinan ini menimbulkan angka putus sekolah begitu tinggi.

Bahkan kasus kekurangan gizi dari bayi yang lahir juga sering terjadi, kekurangan gizi yang dikonsumsi oleh seorang ibu selama masa mengandung mengakibatkan gizi dari bayi pun tidak terpenuhi. Bisa saja angka kematian dari bayi karena factor kemiskinan. Kemiskinan membawa seseorang pada keterikatan batin yang tidak dapat mencapai cita-cita dalam hidupnya.

Bagaimana perasaan ketika kalian melihat orang kaya memamerkan makanan yang lezat dan di tempat yang mewah di media sosial dengan membandingkan kaum miskin yang tidak makan sama sekali atau kasus kekurangan gizi pada anak kaum miskin. Orang kaya memamerkan makan lezat berharga mahal, sedangkan kaum miskin membeli beras sekilo tidak mampu. Perasaan sebagai orang yang melihat ini akan sedih dan menangis dua sisi kehidupan manusia yang berbeda.

Kemiskinan bukan terjadi akibat kemalasan melainkan faktor Pendidikan. Seseorang yang tidak mengenyam Pendidikan pasti akan sulit mendapatkan kerja yang bisa secukupnya memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga yang miskin akan tetap miskin dan yang kaya akan tetap kaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline