Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Adakah Capres dan Cawapres Peduli Guru Honorer di Sekolah Swasta?

Diperbarui: 26 Oktober 2023   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Guru sebagai fondasi dasar Pendidikan. Perkembangan dan kemajuan sebuah negara bergantung pada didikan guru. Meskipun demikian, guru terkadang diabaikan. Jasa dari guru kurang diperhatikan oleh negara. Secara spesifik saya berbicara mengenai guru honorer di sekolah-sekolah swasta. Seandainya, dilakukan survey berkaitan dengan harta kekayaan guru honorer di sekolah swasta, mungkin di ATM-nya tidak bersaldo jutaan, pendapatannya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari bahkan tidak mencukupi. Ada ketidakseimbangan jasa guru dan penghargaan terhadap jasa itu. Guru yang PNS dan guru bukan PNS secara akademik tidak ada perbedaan. Akan tetapi, mengapa hanya mereka yang mendapat upah yang mencukupi? Sedangkan guru yang bukan PNS terkadang tidak.

CAPRES dan CAWAPRES sekarang mulai menunjukkan integritas dan popularitas di atas panggung dengan memamerkan visi dan misi. Cenderung visi dan misinya lebih ke UMKM untuk rakyat kecil. Pertanyaan saya mengapa tidak ada tawaran program special untuk para guru, misalnya UMKM guru. Ini sangat dibutuhkan oleh guru-guru swasta. Guru-guru swasta sekarang berada dalam kekrisisan ekonomi, pemasukan tidak sesuai dengan pengeluaran karena tuntutan zaman. Untuk daerah Jakarta saja, apakah cukup dengan gaji 1.600.000 untuk membiayai kehidupan selama satu bulan dengan biaya hidup yang mahal.

Guru-guru setiap hari dituntut untuk selalu update mengikuti kurikulum yang berlaku, guru-guru harus bekerja keras demi generasi yang akan datang. Akan tetapi tuntuntan itu tidak sesuai dengan pembayaran jasa. Terkecuali tuntutan kinerja guru untuk sesuai kurikulum hanya berlaku untuk guru PNS. Dari kurikulum yang diterapkan berlaku untuk semua guru, dengan kewajiban mengimplementasikan kurikulum itu kepada anak-anak didik.

Adakah CAPRES DAN CAWAPRES yang memperhatikan ini? Dengan tujuan agar guru selain mengabdi juga agar mendapatkan hidup yang layak. Tidak bisa hanya terbatas pada mengabdi sedangkan keadaan ekonomi tidak cukup. CAPRES dan CAWAPRES harus bias menjawab persoalan ini. Tidak hanya membicarakan visi-misi di panggung, lebih baik turun ke lapangan lihat kondisi masyarakat dari seluruh segi latar belakang rakyat. Guru juga termasuk rakyat itu sendiri.

Dengan adanya program khusus untuk guru honorer di sekolah swasta, saya yakin hati rakyat akan terbuka juga untuk memilih CAPRES dan CAWAPRES itu. Karena rakyat paham, peletakan dasar perkembangan anak-anak mereka bergantung pada guru. Jangan mematahkan semangat guru, untuk mendidikan anak-anak hanya persoalan penghasilan mereka yang tidak cukup. Coba bayangkan juga beberapa yang sebenarnya berprofesi sebagai guru beralih profesi untuk mencari upah yang lebih untuk mencukupi kehidupan mereka. Seandainya, banyak guru yang beralih profesi, apakah yang terjadi? Krisis guru juga mungkin akan terjadi.

Untuk menjawab persoalan ini, guru honorer yang bukan PNS juga harus diberikan dana apresiasi. Dana yang menunjang kehidupannya. Dana yang menghargai ijasahnya, perjuangannya selama kuliah. Perlu dipertimbangkan juga biaya kuliahnya dulu menghabiskan uang dengan jumlah yang besar. Yang mungkin berasal dari keluarga tidak mampu, dan berutang. Apakah dengan gaji yang sejumlah kecil itu mampu untuk melunasi utang itu dan biaya hidupnya? Tentu tidak. Tolong jawablah persoalan ini, agar dalam hidup bernegara kita rakyat sama-sama sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline