Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Desember Bulan Pilkada, Rakyat Punya Kriteria

Diperbarui: 3 Desember 2020   01:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warga menunjukkan contoh surat suara saat simulasi pemungutan suara pemilihan serentak 2020 di Jakarta, Rabu (22/7/2020). Simulasi tersebut digelar untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terkait proses pemungutan dan penghitungan suara Pilkada serentak 2020 yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19. (ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI via Kompas.com)

Pada bulan ini ada beberapa daerah di Indonesia akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah (pilkada). Sudah diketahui bahwa pemilihan ini akan berlangsung pada tanggal 9 Desember 2020. 

Daerah-daerah yang menyelenggarakan pilkada saat ini sedang sibuk bekerja agar pilkada pada tanggal 9 Desember berlangsung aman, damai dan tanpa persoalan. 

Beda pilihan tidak menjadi persoalan, dan itu adalah hal yang biasa terjadi. Kita tentu memilih berdasarkan hati nurani kita dengan melihat jejak-jejak dari calon tersebut. 

Karena pola pikir dari kita masing-masing tentu berbeda, karena berbeda maka berkaitan dengan beda pilihan tidak perlu dipesoalkan. Tidak perlu adanya sistem saling memaksa orang lain untuk memilih calon yang kita dukung. Kita mesti menghargai pilihan dari masing-masing orang.

Tidak mengherankan jika di tengah masyarakat di daerah berlansungnya pilkada sedang ramai. Para calon sedang berkunjung ke wilayah-wilayah memaparkan visi dan misi mereka saat terpilih nantinya. 

Mereka sekarang sedang berusaha untuk mencuri hati rakyat, agar rakyat memilih mereka. Banyak hal yang dilakukan para calon dalam memikat hati rakyatnya, dengan gaya bicara yang baik, lelucon, bernyanyi, bergoyang dan sebagainya. Ini semua adalah strategi.

Keamanan dan kedamaian adalah hal yang patut diprioritaskan di tengah masyarakat. Jangan sampai karena berbeda pilihan kekerasan terjadi. Hal semacam ini harus dihindari. Kekerasan tidak boleh terjadi dalam masyarakat dalam situasi sekarang ini. 

Di bulan Desember ini di saat pilkada berlangsung kita semua yang menjaga keamanan dan kedamaian proses pilkada. Kedamaian dalam masyarakat berada pada tangan kita semua. 

Jika ada yang berusaha untuk menjadi provokator dengan sistem adu domba dan sebagainya, kita semua berusaha untuk menyelesaikan dengan mencari pribadi yang demikian. Kemudian bertanya alasan dan diselesaikan secara hukum apabila apa yang dilakukannya melanggar aturan yang berlaku.

Yang terpenting pula dalam suasana pilkada ini untuk menghindari sistem kekerasan terhadap pendukung lain. Beda pilihan bukan berarti juga bukan saudara. 

Kita tetap saudara, namun berbeda hanya pada pilihan. Kita semua tentu menginginkan pemimpin yang cerdas dan mampu membawa kemajuan di daerah tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline