Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

"Duat Gula We Mane" dan Kerja Tidak Sampai Sejam Hasil Berlimpah

Diperbarui: 18 Oktober 2020   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi penghasilan berlimpah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kerja itu penting dalam kehidupan manusia, tanpa bekerja manusia tidak bisa mendapatkan apa-apa untuk hidup. Kerja sebagai sebuah cara bagi manusia untuk mendapatkan hasil guna untuk mempertahankan hidupnya. 

Tidak bekerja manusia akan  mati, karena tidak ada makanan. Semakin rajin kita bekerja hasilnya juga akan semakin banyak.

Dalam masyarakat Manggarai ada istilah duat gula we mane. Istilah ini mengambarkan bahwa masyarkakat Manggarai bekerja dari pagi sampai sore.

Tujuannya agar mendapatkan hasil yang melimpah untuk hidup. Kerja per jam tentu kerjanya tidak duat gula we mane, kerjanya mungkin hanya satu atau dua jam saja. Kerja mungkin dari jam tujuh sampai jam delapan saja. Hanya sejam. Hasil yang didapatkan juga akan begitu-begitu saja.

Setiap manusia pasti berusaha untuk bertahan hidup, tidak ada manusia yang mau hidup dalam kelaparan. Kelaparan itu sebuah penyiksaan, tidak mungkin ada manusia yang mau mengalami hal ini. 

Untuk itu manusia berusaha untuk bekerja. Kalau kita lihat mengenai manusia yang hanya bekerja satu dua jam, mungkin orang itu hanya mau mencari uang untuk menghidupinya untuk hari itu saja, tidak mencari penghasilan untuk ditampung guna untuk hari esok. Manusia pada umumnya tidak mau hidup biasa-biasa saja.

Sebagian manusia punya keinginan atau harapan untuk memiliki harta yang berlimpah atau kaya. Untuk itu kerja bagi mereka itu bukan hanya satu sampai dua jam saja. Kerja bagi mereka itu dari pagi sampai sore bahkan malam.

Sebagian manusia juga punya rasa untuk bersaing dengan orang lain atau tetangga, untuk itu manusia berusaha mencari uang sebanyak-banyaknya. Agar bisa menyaingi tetangga sebelah. 

Manusia itu juga dalam hal ini makhluk yang haus akan harta kekayaan. Hasil dari semua itu adalah banyak manusia yang menampung harta kekayaan sebanyak-banyaknya. 

Sehingga dalam kehidupan ada ketidakseibangan, ada yang kaya sekali dan ada yang miskin, ada yang hidup penuh kelimpahan dan ada yang hidup penuh kekekurangan. Disini bukan berarti miskin karena malas. Miskin bisa jadi karena SDM dari orang itu dalam bekerja kurang.

Kalau menurut saya orang yang bekerja per jam itu hanya berlaku bagi orang-orang tertentu saja yang sudah sukses. Di mana dia yang menjadi pemilik dari usaha yang bersangkutan, dia hanya datang sesaat untuk mengecek. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline