Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Kaset Ditinggalkan karena Internet

Diperbarui: 9 September 2020   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mytravelsnapshots.com

           

Perkembangan zaman dan IPTEK membuat dunia semakin canggih. Hasil produk zaman dulu yang menjadi tren di kalangan masyarakat di tinggalkan. Keberadaan barang di rumah di anggap tidak mengikuti arus globalisasi. 

Perkembangan IPTEk ini membawa dampak yang luar biasa, entah dampak positif maupun dampak negative bagi kehidupan. 

Manusia yang menciptakan teknologi berdampak juga bagi manusia itu. Keberadaan IPTEK membuat tenaga manusia jarang dipakai dan membuat relasi antar sesama manusia terbatas juga. Selain itu keberadaan IPTEK membawa perubahan positif bagi manusia. 

Sebagai manusia dia dapat mengakses internet dengan cepat dan mengetahui informasi yang terjadi dimanapun dengan cepat. Kita juga bisa mengakses pengetahuan disini "sekolah" dengan pencarian internet.

Kemajuan ini membuat salah satu bagian dari barang penting yang dibutuhkan oleh orang banyak dulu tidak dipakai lagi. Barang seperti DVD, Tape, dan kaset tidak dipakai lagi. Orang yang masih pakai barang ini sekarang dianggap premitiew. 

Anak-anak pun berlomba-lomba untuk meminta pada orang tua barang lain selain barang ini seperti hanpohone untuk mengakses internet dan dapat menonton dengan mudah. Kaset tidak di pandang lagi. Kalau kaset dapat berbicara mungkin dia akan mengatakan betapa sombongnya kalian.

Anak-anak zaman sekarang yang lahir tahun 2000-an ke atas mungkin merasa asing mendengar kata kaset. Mungkin mereka akan bertanya juga, apa itu kaset? Seperti apa sih itu kaset? 

Kok kami tidak pernah lihat. Kaset itu sebuah benda yang digunakan orang untuk menyimpan file seperti lagu dan film. Dapat dikatakan demikian atau semacam flashdisch sekarang. Yang saya ketahui ada dua jenis kaset. Satu kaset untuk tape dan satu kaset untuk DVD. Kedua jenis kaset ini berbeda. Kaset untuk Tape bentuk persegi panjang dan di dalamnya ada semacam senar. Saya kurang tahu apa namanya yang isi dalamnya itu. Dan kalau kasetnya rusak, senar yang di dalamnya akan keluar dan musik akan mati. Untuk itu harus diperbaiki, bisa dengan diputar melalui jari saja. Kaset DVD bentuknya bulat, dan kalau saat diputar ada jeda, maka dikeluarkan dulu lalu di lap mengunakan tisu atau baju.

Kaset menjadi priorotas pada zaman kecilnya saya. Orang tua tidak belik kaset baru atau tidak diberi uang untuk pergi merental kaset, saya akan menangis. Dan meminta terus menerus. Juga saya merasa bahwa kalau nonton mengunakan kaset satu film tidak puas di nonton satu kali dan maunya di nonton berulang-ulang bareng teman. Setelah itu kita berkumpul di halaman rumah menceritakan lagi isi filmnya. Pokoknya kita menghafal nama pemeran dalam film itu. Asyik bukan. Anak- anak sekarang pasti kalau mendengar kisah saya ini, pasti penasaran dan pengen untuk merasakan hal yang sama.

Dulu saat umur saya usia SD dan SMP kaset itu menjadi bagian penting. Kalau mau nonton film bagus harus beli kaset. Dan biasanya kita pergi rental di tempat rental kaset, misalnya dua hari lima ribu rupiah. Dan itu ramai sekali yang pergi rental. Kita rombongan bareng teman-teman pergi rental kasetnya. Dan kita juga nonton bersama setelah kasetnya di rental. Disini ada kebersamaan diantara kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline