Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Kata "Anjay" Mempererat Persahabatan

Diperbarui: 2 September 2020   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

popbela.com

Kata "Anjay" Merendahkan martabat seseora
Dari sudut pandang mana. Kata "Anjay" justru mempererat persahabatan.
Pengunaan kata ini sesuai dengan konteks, dan dalam hal gurauan berarti baik
Dan dalam hal marah berarti negatif.

Kata "anjay" menjadi persoalan akhir-akhir ini, kata ini dianggap dapat merendahkan martabat seseorang. Orang lain akan merasa dipinggirkan seandainya dibilang "anjay". Dia akan merasa tidak dihargai dan tidak diperhitungkan sebagai seorang manusia, jika dikatakan "anjay" loh. 

Benar kah seperti itu. Yang menjadi pertanyaan disini adalah kenapa kata ini dipersoalkan? Kok tidak mengurus masalah-masalah yang lain, yang menurut saya lebih penting. 

Masalah seperti kekerasan fisik terhadap anak, pelecehan seksual terhadap dan kekerasan fisik lainnya. Dikalangan mahasiswa kata "anjay" ini menjadi persoalankah? Kata "anjay" ini termasuk dalam kata caci makikah? Kalau ini termasuk kata caci maki, kenapa kata caci maki yang lain tidak dipersoalkan?

Kata anjay itu akan dapat membangun persahabatan lebih erat. Orang akan merasa lebih akrab dengan mengatakan anjay. Saat ketemu misalnya, orang mengatakan "anjay", apa kabarmu? Sambil berpelukan. Sehingga kata "anjay" disini untuk mempererat persahabatan. 

Saya mengambil contoh kata lain, misalnya maki di daerah daratan Flores. Saat seorang kerabat bertemu kata maki pasti jadi awalan dalam menyapa teman. Apalagi kalau sudah lama tidak ketemu. Ungkapan ini untuk menyampaikan kerinduan kepada sang teman dan juga keakraban.

Yang terpenting disini adalah pengunaan kata sesuai dengan konteks. Dalam situasi resmi tidak mungkin kata "anjay" digunakan. Di daerah saya daerah Manggarai, kata maki kalau dipakai dalam situasi resmi dengan marah-marah dan ekspresi wajah yang lain, itu berarti negatif. Akan tetapi bila dalam gurauan sembari senyum itu biasa-biasa saja.  Jadi disini tergantung pada situasi dan budaya setempat.

Etika dalam masyarakat memang mesti diperhatikan agar relasi sosial tetap berjalan dengan baik. Etika sopan santun saling menghargai satu sama lain memang itu penting. Orang yang beretika menunjukkan pribadi orang yang berpengetahuan dan dewasa. Dia tahu menempatkan kata dengan baik sesuai dengan waktu yang tepat.

Tidak mungkin orang mudah mengunakan kata "anjay" atau maki untuk orang tua,
Orang muda yang memahami etika dalam masyarakat pasti dalam perilakunya sopan santun.

Dalam hal ini kata "anjay" tidak perlu dipersoalkan panjang lebar. Kalau orang salah mengunakan kata itu di tengah masyarakat dengan situasi marah, nanti ada orang pasti yang akan menegurnya. Jadi lebih pada teguran saja bila kata itu digunakan dalam masyarakat, bukan dihukum.

Tangkapan layar

Lebih baik kita sekaran fokus pada persoalan lain yang sedang marak terjadi dalam masyarakat. Kekerasan pelecehan seksual terhadap anak, kekerasan fisik, perendahan martabat perempuan. Persoalan-persolan ini lebih besar dari pada persoalan pengunaan kata "anjay". Kita mesti menemukan cara agar kekerasan-kekerasan fisik ini tidak terjadi lagi. Dibuatlah peraturan yang keras agar orang bertobat melakukan kekerasan fisik.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline