Lihat ke Halaman Asli

Sirilus

pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Politik dan Matematika Apa Bedanya? Kaum Muda Taktik Kompanye

Diperbarui: 8 September 2020   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dotmagazine.online

Ilmu politik, ilmu matematika itu berbeda. Dari namanya saja berbeda apalagi isinya. Akan tetapi ketiganya bisa memiliki makna yang sama apabila digunakan sesuai dengan konteks yang tepat dan oleh orang yang pandai. Saya ingin menguraikan pada pengalaman saya terkait belajar mengenai ketiga hal ini. Dan juga sedikit pandangan saya mengenai hal ini.

Politik

Politik itu pada prakteknya berbicara mengenai bagaimana menguasai dan juga bagaimana agar tidak dikuasai. Dalam putaran pemilihan calon Presiden-wakil presiden, DPR sampai pada calon kepala desa, politik dari kandidat menjadi penentu.

Semua orang bisa berpolitik, orang yang hanya menyelesaikan pendidikan di jenjang Sekolah dasar bahkan tidak sekolah sama sekali bisa berpolitik. Berpolitik dalam hal ini mengenai cara mengambil bagian dalam sebuah situasi. Saya mengambil contoh ketika seorang calon bupati berkompanye. 

Dia akan membentuk tim-tim yang bergerak agar bisa memenangkan dia dalam PEMILU. Orang yang berpolitik orang yang berusaha untuk menjadi pemenang. Berpolitik itu bukan hanya perkara mengenai penguasaan teori, pandai memaparkan teori politik. Akan tetapi lebih pada tindakan dari teori-teori itu.

Seorang yang berkompanye misalnya memaparkan misi dari calon itu, meskipun tdk mengerti teori-teorinya dia tetap mengkompanyekan.

Matematika

Matematika membutuhkan belajar yang serius untuk memahami dan teorinya dalam bentuk rumus-rumus harus diketahui. Kalau tidak tahu sulit untuk diterapkan. Tidak gimana caranya menumlahkan membuat tidak bisa berbuat apa-apa di masyarakat. Penjumlahan dan pengurangan tidak tahu, tidak bisa bekerja di bidang usaha. Matematika hanya diketahui oleh sebagian orang saja. 

Sedangkan orang yang tidak sekolah tidak akan memahami dengan baik matematika. Dasar dalam matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian membutuhkan sekolah untuk memahaminya.

Jadi, matematika berbeda dengan urusan politik. Orang tidak sekolah bisa ikut dalam kompanye calon tertentu, akan tetapi dia tidak bisa ikut dalam perhitungan di rumah karena tidak sekolah, tidak tahu apa-apa. Belajar matematik dan politik memang sebenarnya ada kaitannya. Mungkin kalau orang yang pandai matematika bisa menghubungkan rumus tertentu untuk memenangkan calon.

Taktik Matematika

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline