Salah sasaran dalam membagikan bantuan patut dipertanyakan oleh masyarakat. Pihak pemerintah patut dipertanyakan berkaitan dengan kinerja kerjanya yang sampai tidak mengenal rakyatnya.
Pihak pemerintah desa bekerja apa bukan sih, sampai tidak mengenal wajah rakyat ataukah bantuan ini tidak melalui aparat desa. Masalah seperti ini melukai hati dari raykat yang sangat membutuhkan subsidi bantuan itu. Beruntung yang menjadi sasaran kali ini adalah orang yang bijak, yang peduli akan sesama di sekitarnya. Bagaimana jadinya jika yang dapat bantuan ini adalah mereka yang egois.
Mahasiswa juga membutuhkan bantuan seperti ini, dari pada untuk dosen lebih baik untuk mahasiswa saja. Mereka juga yang sangat membutuhkan subsidi sekarang, entah karena orang tua mereka tidak bekerja selama situasi virus ini, sehingga uang belanja mereka tidak dikirimkan. Atau juga ada mahasiswa yang selam ini kuliah sambil bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sekarang tidak bisa bekerja lagi, alihkan saja bantuan itu untuk mereka. Mahasiswa memang belum diperhitungkan dalam penerimaan bantuan di masa krisis ini.
Perlu diingat bahwa mahasiswa adalah masa depan, tenaga kerja yang produktif di masa mendatang. Atau mungkin sudah lupa bahwa mahasiswa masa depan, maka mari kita melawan lupa itu. Lupa itu mesti dingatkan, oleh karena itu kita mesti mengingat mereka yang lupa.
Mahasiswa sangat membutuhkan bantuan juga, baik berupa kuota gratis untuk urusan perkuliahan maupun subsidi makanan. Mereka yang membahas mengenai anggaran-anggaran Negara, mencobalah membahas anggaran untuk penanggulangan virus ini dengan cepat.
Priorotas itu penting. Atau mahasiswa dipulangkan semua ke daerah asalnya, ke rumah mereka masing-masing, daripada timbul konflik di daerah rantauan tempat mereka kuliah karena tidak makan.
Bukankah kalau pulang sekarang malah menimbulkan konflik besar, kalau dijalan dia berinteraksi, menyentuh benda-benda yang sudah di snetuh oleh orang-orang yang terjangkit virus korona, bukankah ini masalah besar jadinya. Oleh karena itu perhatikan mereka, alihkan bantuan itu tepat sasaran, bukan salah sasaran.
Kinerja Kerja Aparat Desa
Seperti yang saya bilang diawal bahwa, maslaah ini membuat kita bertanya soal kinerja kerja pemerintah. Pemerintah desa sebenarnya lebih mengenal wajah dari rakyat, yang sebenarnya dapat dengan baik memberikan bantuan tepat sasaran.
Apa yang terjadi sampai salah sasaran seperti ini. Atau mungkin cara pembagian bantuannya melalui pemutaran nama secara acak, dan yang menang dia yang dapat, mungkin. Ini hanya berkaitan masalah sekarang, bagaimana selama ini, bantuan-bantuan selama ini, mungkinkah ada yang tidak tepat sasaran.