Lihat ke Halaman Asli

Gizi Buruk Melanda Anak Kosan

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Hidup sendiri,  jauh dari orang tua, merupakan tantangan bagi anak kosan untuk memperhatikan asupan makanannya. Kadang, demi mengirit uang saku, atau karena sibuk sekolah hingga tak sempat me­masak, anak kosan mencari jalan pintas untuk makan. Berbagai makanan instan seperti mie  instan, selalu jadi sasaran. Padahal kan  makanan seperti ini tak baik bila terlalu sering di­konsumsi.

Anak kosan kerap kali mengabaikan kesehatan demi istilahnya "mengirit uang saku" atau bahkan karena malas untuk memasak atau sekedar membeli makanan sehat dengan alasan jaraknya jauh dibanding warung yang hanya menjual makanan-makanan instan. Terutama bagi anak kos yang tidak serumah dengan Ibu kosnya (seperti saya, hehe). Kebiasaan inilah yang menyebabkan anak kos lebih rentan terkena penyakit pencernaan seperti penyakit Maag, susah BAB, radang usus, dan penyakit-penyakit pencernaan lainnya.

Makanan merupakan hal yang sangat penting diperhatikan, karena sehat dan sakit seseorang sering tergantung pada apa yang ia makan. Kalau seseorang ingin sehat, maka ia harus makan makanan yang sehat. Pola ma­kannya pun harus teratur. Sebaliknya, bila salah dalam memilih makanan,bisa fatal aki­batnya.

Seperti yang disebut di atas, makanan favorit anak kosan salah satunya adalah mie instan. Karena selain harganya yang murah, juga mengenyangkan. Padahal makanan ini sangatlah tidak baik untuk dikonsumsi. Bisa menyebabkan penyakit pencernaan, bahkan dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti hati dan otak.

Yah, namanya juga anak kosan, selalu saja mengabaikan itu semua.

Sebagai anak kos yang diberi uang bulanan atau mingguan tak seberapa, seharusnya kita bisa berhemat. Tapi bukan berarti dengan berhemat kita harus makan makanan yang murah dan tidak menyehatkan seperti mie. Kan masih ada makanan lain yang lebih sehat dan murah.

Dari uang saku yang sedikit itu, kita harus memenuhi kebutuhan makan minum, mem­­beli buku atau fotokopi bahan pelajaran, pulsa handphone, transportasi, dan lainnya. Namun, itu tidak boleh membuat kita abai terhadap kualitas makanan. Justru, itu harusnya membuat kita lebih kreatif dalam mendapatkan makanan murah tapi sehat dan bergizi. Betulkan kawan ? :-)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline