Lihat ke Halaman Asli

Kali Odo: Hidden Gems Dekat Kampus Indonesia Mini!

Diperbarui: 5 Maret 2023   06:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tabik pahari! Apakah anda pernah mendengar ada sebuah kampus  yang tak jauh dari kaki gunung Merbabu?  Ya, kampus yang terkenal dengan sebutan “Indonesia Mini” itu berada di kota Salatiga. Bila anda mengetahui tokoh nasionalis sentimentil Arief Budiman, tentu anda mengetahui Kampus ini . Universitas Kristen Satya Wacana. 

Tetapi, kali ini saya tidak membahas mengenai kampusnya, hehehe. Sebagai anak rantau dari pulau seribu sungai, kerap kali saya bosan berada di kota ini. Lihat! maju sedikit bukit, belok kanan sawah, belok kiri kebun, mundur sedikit gunung. 

Pemandangan gunung Merbabu dari kota ini memang tidak saya dapatkan di daerah asal saya, Kalimantan Tengah. Tetapi, sungai merah di benak saya semakin menjadi-jadi menjelma rindu: ingin berenang di alam bebas!

Kota salatiga memang memiliki banyak kali (baca: sungai) di setiap sudutnya, tetapi yang kerap saya temui tidak begitu dalam. Hingga pada Selasa, 28 Februari 2023; kawan perkuliahaan saya mengajak untuk pergi ke suatu tempat bernama tenar “Kali Odo”. “Ahh, kali lagi. Paling hanya air deras setinggi dengkul yang  mengalir di antara batu-batu itu bukan?” pikirku dalam hati. 

Berhubung di hari itu kelas usai lebih awal, ya sudahlah, saya ikut. Setelah menempuh perjalanan 11 menit dari Kebun Kartini (maklum, kami anak Pertanian, hehe), akhirnya saya dan kawan-kawan tiba di Dusun Karang, Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. 

Oalah, ternyata nama resminya “Sumber Mas Kali Odo”. Tidak ada loket untuk membeli tiket masuk, yang ada hanya halaman rumah warga yang dijadikan lahan parkir. Rp.2.000/sepeda motor. Sayangnya, untuk sampai di kali itu,kami harus berjalan kaki lebih kurang 50 meter, menyusuri jalan setapak, beranjak dari parkiran rumah warga.

Selangkah demi selangkah, semakin terdengar riuh air menabrak bebatuan. Beberapa langkah setelahnya, saya mendengar suara anak-anak bersenda gurau diikuti senandung air. 

Tidak lama, saya melihat pemandangan yang kerap terjadi di setiap tempat wisata yang saya kunjungi, ya, sampah. Air yang mengalir dari kali memotong jalan, sehingga kami harus melepas sepatu untuk menyebranginya. Sayang, kanan-kirinya berhias sampah plastik yang bertengger di antara bebatuan. 

Sedikit melangkah ke depan, terlihat adanya warung-warung kecil milik warga di sekitar kali, ada Gazebo, tempat penyewaan ban (untuk pelampung), dan bilik-bilik untuk mengganti pakaian, mandi, dan buang air. Sewa bilik dimulai Rp. 2.000 hingga Rp.3.000, sedangkan untuk sewa ban Rp.5.000; dan non biaya untuk gazebo.

Semakin dekat, saya melihat air yang cetek dimana anak-anak itu bermain. “ini? yang kalinya cetek begini, dimana tempat berenangnya?” keluh saya ke kawan-kawan yang mengajak saya. “sabar, maju sedikit” sahut seorang kawan. Jeng jeng! Betapa terkejutnya saya begitu melihat apa yang kawan saya maksud. HEI! INI YANG SAYA CARI-CARI!

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline