Hallo Sobat Pembaca, Saya Charles Yohanes Olin mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti jurusan Perhotelan, dan saya adalah penerima Beasiswa Unggulan 100% dari Kemendikbud.
Kali ini saya akan mengajak kalian untuk mengenal salah satu tempat ziarah yang menarik dan cocok sekali bagi kalian para pencinta wisata religius. Tempatnya adalah di Gua Santa Maria Bitauni.
LOKASI
Gua Santa Maria Bitauni terletak di Desa Ainiut B, Kecamatan Insana, Kiupukan, Kabupaten Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur. Gua ini merupakan sebuah gua alam yang ada di bukit bitauni, dan gua ini berjarak kurang lebih 28km dari Kefamenanu, Ibu kota Kabupaten Timur Tengah Utara.
SEJARAH
Gua yang sekarang ini merupakan tempat ziarah dan berdoa bagi umat Katholik di Keuskupan Atambua dan sekitarnya, dulunya merupakan benteng batu lokasi persembunyian untuk suku-suku tertentu, saat masih terjadi perang antar suku di wilayah Timor.
Seiring berjalannya waktu Gua ini ditemukan lagi oleh Pastor Petrus Noyen, SVD dan Pastor Arnoldus Verstralen, SVD. Sejak kedatangan kedua Misionaris asal Portugis tersebut Agama Katholik mulai berkembang disana.
Sebelum meninggalkan Bitauni kedua Pastor tersebut menitipkan sebuah Patung Bunda Maria yang terbuat dari kayu pada satu Keluarga untuk disimpan didalam Gua. Namun lama-kelamaan patung tersebut hilang dan tidak pernah ditemukan lagi. Diperkirakan patung tersebut hilang karena perdagangan barang antik karena bentuknya yang unik apalagi karena terbuat dari kayu.
Pada tahun 1920 datang lagi seorang Pastor bernama Yohanes Smit, SVD. Dan sebelum meninggalkan Bitauni pada tahun 1936, Pastor tersebut menempatkan sebuah Patung Bunda Maria di dalam Gua. Dan sampai sekarang patung tersebut masih tersimpan dan terpelihara dengan baik.
Untuk mencapai Gua Santa Maria Bitauni, kalian harus menaiki beberapa anak tangga dan saat kalian memasuki Gua Bitauni, kalian bisa saja menabrak burung walet yang berterbangan keluar masuk dari dalam gua.