Duka yang dialami oleh keluarga korban bom di Surabaya masih membekas dan tidak semudah itu untuk menghilangkan rasa trauma hingga ketakutan.
Rabu (23/5/2018), Saya berkesempatan menghadiri Misa Requiem untuk Aloysius Bayu Rendra Wardhana.
Ketika memasuki Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela suasana sangat mengharukan sebagaian umat banyak yang meneteskan air mata. Dari awal sampai akhir Misa para umat banyak yang mengenang kebaikan dari Bayu.
Nampak hadir dalam Misa tersebut bukan hanya dari umat Katolik tapi beberapa Agama seperti Muslim dll. Pengorbanan untuk Agama buat Bayu tidak main-main hampir seluruh hidup di habiskan untuk Gereja.
Perlu diketahui, korban yang meninggal di Gereja SMTB sebagian adalah aktifis Gereja. Selain itu tepat tanggal 13 Mei, saat terjadi tragedi Bom itu juga bertepatan dengan momen penampakan Bunda Maria di Fatima dan penembakan Paus Johanes.
Penghormatan terahkir buat Bayu dihadiri begitu banyak umat, ini terlihat dari tidak adanya bangku yang kosong di dalam Gereja. Semuanya terisi penuh.
Misa mengambil tema tentang perjuangan Martir yang mana merelakan nyawanya untuk kepentingan orang banyak. Oh ya, Bayu selaku tim keamanan Gereja selalu memberi semangat kepada rekan-rekannya.
Sesaat sebelum kejadian Bayu mengirim pesan lewat WhatsApp, hal ini disampaikan Romo Kurdo, buat adik-adik yang nantinya akan berperan aktif dalam pelayanan Gereja di bidang parkir. Ada pun pesannya sebagai berikut: "Perlu diingat ya adik-adik, kita bukan tukang parkir, tapi kita petugas yang melayani umat dan Gereja di lingkup parkir".
"Dimana kita seharusnya bangga bisa melayani Tuhan dengan situasi yang berat, berjam - jam, panas kepanasan, hujan kehujanan, dan lain-lainnya yang banyak lagi".
Menanggapi kejadian yang menimpa Gereja SMTB Romo Kurdo, selaku Kepala Paroki mengatakan "saya tidak marah, pelaku juga korban, kita perlu memaafkan untuk membangun kembali kehidupan baru. Pengampunan juga merupakan landasan iman Katolik", ujarnya.
Di akhir Misa, keluarga Bayu menyampaikan beberapa kata yang diwakili oleh sang Ayah, seketika, rasa haru pun tak terbendung. Ia berharap, tragedi bom di Surabaya dan penyerangan kantor Polisi di Riau dan Jambi ini yang terakhir kalinya.
Untuk TNI dan Polri, segera bersatu menjaga NKRI dan memberantas teroris sampai keakarnya. Semoga perjuangan mas Bayu mampu menginsprisari kita semua yang mana rela mengorbankan nyawanya buat kepentingan orang banyak. Melalui tulisan ini ada sebuah pesan yang saya ingin sampaikan adalah tidak ada kasih yang lebih besar dari pada seorang yang mengorbankan nyawanya buat sahabat-sahabatnya.