Toleransi beragama kembali terkoyak akibat ulah orang yang tidak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan agama.
Pagi yang cerah seperti biasanya saya melakukan Misa pagi yang di mulai jam delapan pagi.
Ketika di adakan Misa awalnya tidak ada yang beda berjalan seperti apa adanya.
Namun pada waktu umat datang memang situasi sedikit berbeda karena terdapat beberapa Polisi yang sedang berjaga-jaga di pintu gerbang Gereja.
Hingga berjalan Misa terasa tidak ada yang berubah cuma sewaktu Romo AAN selaku Kepala Paroki Yohanes Pemandi menyampaikan Khotbah atau homili, situasi berbeda.
Apalagi pihak keamanan langsung naik ke atas mimbar untuk memberitahu agar segera menghentikan Misa dengan alasan keamanan.
Di karenakan tanpa di sadari telah terjadi bom bunuh diri di Gereja Santa Maria Tak Berjalan Surabaya. Dalam menyampaikan pidatonya kesediahan dari Romo AAN tidak bisa di tutupi. Perlu di ketahui Romo AAN merupakan pindahan dari SMTB Ngagel yang telah di Bom.
Jadi sangat terasa apa yang di alami Romo mengingatkan Gereja tempat bertugas menjadi sasaran Bom. Selain itu akibat adanya Bom membuat Ibadah seluruh Gereja di Surabaya harus di hentikan. Seperti yang saya alami dengan terpaksa Misa harus di berhentikan sebelum selesi, dengan alasan kondisi tidak memungkinkan
Terliat banyak umat merasa sedih bahkan ibu -ibu sampai menangis. Tidak jarang kaum Ibu bertanya -tanya kenapa harus Gereja yang di jadikan sasaran. Misa kali ini mempunyai kesan yang berbeda selain menegangkan, para umat juga merasakan yang namanya di evakuasi.
Bagi masyarakat atau menjadi korban pastinya bertanya kenapa kok kecolongan lagi kemana BIN? Banyak yang tidak menyangka Kota Surabaya menjadi sasaran teror bom. Melihat kedamaian dan guyubnya warga Surabaya tidak menyangka akan terjadi bom.
Masyarakat hanya bisa menghimbau pelakunya segera ditangkap. Sampai berita ini di turunkan Polisi masih berjaga -jaga di Gereja GKI, Gereja Patekosta dan Gereja Santa Maria Tak Bercela Surabaya. Saat saya berkunjung ke lokasi beberapa warga mengatakan ledakan yang terjadi suaranya bagaikan ledakan suara gardu.