Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Potensi Wisata dan Suku di Pulau Sulawesi

Diperbarui: 13 November 2017   23:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tarian Adat dari Mamasa, dokpri

Bicara wisata di Indonesia tidak akan ada habisnya karena setiap daerah memiliki keindahannya masing - masing. Aneka Budaya dan  Adat Istiadat tiap daerah menjadi nilai plus ketika kita berkunjung ke sana.

Stand Kemilau Sulawesi 2017, dokpri

Seperti yang terlihat pada acara Kemilau Sulawesi 2017 yang di adakan di Royal Plaza Surabaya. Ternyata Pulau Sulawesi memiliki begitu banyak tempat wisata yang layak untuk di kunjungi.

Di tambah lagi banyaknya suku - suku yang mendiami Pulau Sulawesi, otomatis menambah pengetahuan kita tentang Budaya Daerah setempat. Cuma sangat di sayangkan belum ada perhatian dari Pemerintah untuk mengelolah secara profesional.

Kita tahu Pulau Sulawesi dapat di katakan tempat wisatanya paling lengkap mulai dari laut hingga gunung semuanya ada. Di antaranya ada Pulau Cinta di Gorontalo, Upacara Adat Kematian dari Mamasa dan masih banyak lagi potensi Wisata di Pulau Sulawesi.

Dalam event tersebut ada satu stand yang berasal dari salah satu wilayah di Sulawesi  yaitu Mamuju, yang mana banyak di kunjungi pengunjung.

Pakaian Adat Suku To Bunggu, dokpri

Kenapa saya katakan begitu karena stand Mamuju memajang Pakaian Adat suku To Bunggu. Perlu diketahui suku To Bunggu mempunyai pakaian Adat yang terbuat dari kulit kayu.

Suku To Bunggu merupakan suku terasing yang ada di Kabupaten Mamuju Utara,:-P Sulawesi Barat. Ada pun cara membuat Baju Adat dari kayu tersebut sebagai berikut:

Sebelum membuat mereka harus mencari kayu jenis Malo atau Tea kayu yang hanya terdapat di hutan tempat masyrakat Suku To Bunggu berdomisili.

Sedangkan prosesnya itu kulit kayunya di kupas menggunakan pisau atau parang. Untuk mengupas kulit kayu harus berhati - hati agar kulit kayunya tidak robek.

Setelah itu kulit kayu yang habis di kupas tersebut di pukul - pukul hingga melebar lalu di jemur selama dua hari kemudian baru di jahit menjadi baju adat.

Baju dari kulit kayu pada dasarnya masih di gunakan Suku To Bunggu dalam melakukan aktivitas.

Rumah pohon Suku To Bunggu, Sulbarkita.Com

Oh ya Suku To Bunggu masih bermukim rumah pohon perbukitan yang masih utuh dan alami.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline