Lihat ke Halaman Asli

Menyulap Minyak Jelantah Menjadi Bahan Bakar Biodiesel yang Ramah Lingkungan

Diperbarui: 6 Oktober 2017   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyak bekas, dokpri

Di Negeri kita ini begitu banyak bahan yang dapat dijadikan sumber energi. Bahkan dari limbah pun mampu diolah oleh tangan - tangan kreatif sehingga bisa disulap menjadi sumber energi. Di antaranya bahan yang bisa diolah antara lain sawit dan kelapa dimana di Indonesia sangat mudah di dapatkan. Cuma sangat disayangkan peranan Pemerintah masih kurang terhadap sumber energi yang ramah lingkungan.

Kita tahu tingkat polusi di Negeri ini sangat tinggi terutama yang berasal dari kendaraan bermotor. Jumlah penjualan kendaraan bermotor terus meningkat otomatis tingkat polusi semakin tinggi. Dengan situasi begitu akan sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat karena bisa berdampak langsung terhadap pernapasan.

Untuk itu lah sudah waktunya Pemerintah beralih kepada bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya sumber energi yang layak untuk transportasi dan tidak menimbulkan polusi adalah biodiesel. Untuk itu lah dalam tulisan kali ini saya akan mengulas mengenai biodiesel dan manfaatnya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Biodisel merupakan kandidat yang paling baik untuk mengganti bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama. Dan biodiesel itu sendiri adalah bahan bakar yang terdiri dari campuran asam lemak yang dipakai sebagai alternatif untuk bahan bakar diesel.

Beberapakeunggulan apabila kita menggunakan biodiesel antara lain:

- Aman dipakai untuk transportasi karena tidak mengandung racun.

- Tidak memerkukan teknologi tinggi dalam pembuatannya.

- Menurunkan emisi gas buang.

- Dapat di produksi secara lokal.

-  Mempunyai kandungan sulfur yang rendah.

Tumpukan minyak bekas,dokpri

Dalam membuat biodiesel ada pun bahan yang dibutuhkan diantaranya minyak goreng bekas, methanol, dan soda api.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline