Dalam menjalani hidup, banyak hal yang kita harus lakukan untuk memenuhi kebutuhan. Sudah kodratnya manusia harus bertanggung jawab buat dirinya sendiri berikut keluarganya. Di era modern ini, segala profesi bisa dilakukan oleh kaum pria atau wanita.
Banyak contoh pekerjaan yang seharusnya hanya dilakukan pria, ternyata kaum wanita bisa mengerjakan. Tanpa disadari banyak di sekeliling kita terdapat pejuang wanita dari beragam profesi, seperti ibu satu ini yang berprofesi sebagai pemulung. Wanita ini biasa dipanggil Bu Lia, berasal dari Pulau Madura.
Kalau bicara pemulung, pastinya pemikiran kita orang mengambil dan memungut barang bekas atau biasanya disebut rongsokan. Memang pendapat itu sangat benar. Cuma, agak berbeda yang dilakukan Bu Lia. Apa bedanya dengan pemulung lainnya?
Ternyata Bu Lia menggunakan becak dalam mengambil barang bekas. Awalnya saya tidak percaya apa benar Bu Lia bisa narik becak?
Kebetulan hari itu di rumah saya begitu banyak barang, mulai botol hingga kayu bekas bongkaran. Sempat bertanya barang segini banyaknya kira-kira siapa yang mau ngambil. Tukang sampah jelas tidak berminat. Tanpa sengaja Bu Lia lewat. Akhirnya, coba saya tawarkan, "Bu, itu banyak barang bekas sama kayu. Gimana, mau Bu?"
"Iya, mau. Nanti saya ambil sama suami saya," kata Bu Lia. Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya Bu Lia datang juga. Yang membuat kaget, ternyata Bu Lia datang bersama anaknya dengan menggunakan becaknya. Dengan santainya ibu ini mengayuh becaknya. Saya sempat tanya, "Suaminya mana, Bu?" "Suami saya masih pulang ke Madura." Sempat terlontar pertanyaan apa benar Bu Lia bisa ngangkut segini banyaknya kayu.
Perlu diketahui, kayu bekas bongkaran ini bukan kayu ringan. Kalau mau jujur, bobot kayunya berat banget. Dan pastinya tidak bisa sekali angkut selesai harus bolak-balik. Ternyata keraguan saya terjawab di mana semua dikerjakan sendiri oleh Bu Lia, mulai angkat sampai potong kayu dikerjakan sendiri dan tidak mau dibantu. Benar-benar wanita tangguh. Bu Lia memiliki nama asli Saidah, menjalani profesi sebagai pemulang sudah dua belas tahun.
Adapun aktivitas memulungnya mulai pukul sembilan pagi sampai pukul dua siang. Lalu, istirahat sejenak kurang lebih satu jam, setelah itu lanjut kembali dari pukul tiga sore sampai pukul delapan malam. Tidak ada kata libur, kecuali hujan. Bu Lia memiliki tiga anak, terdiri atas dua perempuan dan satu anak laki-laki. Yang pertama dan kedua sudah sekolah, sedangkan yang satu masih kecil.
Penghasilannya tidak menentu. Sehari bisa dapat Rp20.000,00 - Rp40.000,00. Untuk tempat tinggal, ibu satu ini lebih memilih kost tapi sesuai penghasilan dan pastinya mau dibayar tidak tepat waktu. Karena Bu Lia punya pengalaman buruk tentang tempat kostnya terdahulu, harus bayarnya tepat waktu. Otomatis sistem tersebut membuat Ibu Lia beserta keluarganya kesulitan, apalagi pendapatannya tidak menentu. Untuk bayar sewa kostnya kurang lebih Rp600.000,00. Dengan penghasilan per hari tidak menentu, gimana bisa bayar tepat waktu. Tapi beruntung ada satu tempat kost mau membantu dan memahami kondisi keuangan Bu Lia.
Bu Lia adalah seorang ibu yang tidak pernah nyerah dalam menjalani hidupnya. Wanita ini merupakan sosok pejuang bagi keluarganya. Pastinya Bu Lia sebagai wanita tangguh bisa menjadi sumber inspirasi bagi wanita di luar sana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H