Saya tidak hanya suka mengikuti perkembangan badminton baik dari dalam mupun luar negeri, lalu menulisnya secara khusus di Kompasiana, juga menjadi penggemar aktif yang ikut menikmati permainan itu secara langsung.
Hampir tiada minggu berlalu tanpa meluangkah satu sampai dua jam melantai di satu-satunya gelanggang olahraga badminton yang letaknya tak lebih dari sepelempar batu jauhnya dari kediaman saat ini di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Tidak terkecuali di bulan Ramadan. Kami berempat bahkan sudah sebelum bulan puasa tiba berkomitmen untuk terus menyalurkan hobi mengayunkan raket itu.
Lantas, bagaimana kami bersiasat agar hobi itu tetap tersalurkan pada periode yang terbilang menantang ini?
Hormon kebahagiaan
Kami sadar bermain badminton khususnya dan berolahraga umumnya selama bulan Ramadan bukan perkara mudah.
Selama sebulan penuh banyak hal ikut berubah. Mulai dari pola makan, aktivitas, sampai olahraga, ikut berubah.
Biasanya orang yang berpuasa memilih mengurangi aktivitas berat dan lebih memilih untuk bersantai. Olahraga sebagai salah satu aktivitas yang cukup menguras energi terkadang masuk dalam daftar kegiatan yang sejauh dapat dikurangi bahkan dihindari.
Padahal, olahraga selama puasa pun tidak tanpa manfaat. Sederet pengaruh positif bisa dirasakan, setidaknya yang saya dan rekan-rekan saya alami hingga saat ini.