Ratusan juta orang di seluruh dunia tengah menjalani ibadah Ramadan. Momen spesial sekali setahun yang diisi dengan doa dan puasa.
Sejak fajar menyingsing hingga senja menjelang, para pemeluk teguh berjuang agar tak sampai jatuh dalam syahwat perut.
Mereka berusaha melawan berbagai godaan makan dan minum. Berjuang menyiasatinya dengan berbagai cara agar tidak sampai keinginan daging itu meruntuhkan niat.
Tentu, tak seorang pun yang berkewajiban ingin mengabaikannya. Bahkan orang yang punya kondisi medis tertentu pun tidak mau menjadikannya sebagai halangan. Mereka tak mau berlindung di balik tantangan fisik dan mental.
Sesungguhnya kelompok tersebut sudah mendapat pengecualian. Al-Qur'an membebaskan orang sakit dari tradisi puasa.
Juga ibu hamil dan menyusui, wanita yang tengah menstruasi, orang yang melakukan perjalanan jauh, mereka yang memiliki penyakit akut atau kronis (seperti diabetes, jantung, dll), orang yang lemah dan lanjut usia, hingga mereka yang tidak mampu secara mental.
Bagaimana bila mereka yang berstatus risiko tinggi itu tetap berniat berpuasa? Apakah anggota keluarga, sahabat, atau kenalan pantas melarang dengan keras?
Puasa aman
Pertama-tama, keputusan akhir sesungguhnya tidak berada di tangan individu bersangkutan atau anggota keluarga.