Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

3 Jurus Hadapi Pasangan yang Terobsesi Hobi

Diperbarui: 23 September 2022   14:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi komunikasi di antara pasangan| Dok Shuterstock via kompas.com

Pasangan memiliki hobi berbeda bukan sesuatu yang aneh. Memaksakan agar memiliki hobi yang sama pun bukan sikap bijak. Begitu juga memisahkan pasangan dari hobi yang begitu disukai bukan perkara mudah.

Saat masih pacaran, perbedaan soal hobi mungkin belum terlalu kentara. Masing-masing masih mengutamakan relasi dan perhatian sehingga rela mengesampingkan aktivitas yang disukai.

Namun, seiring berjalannya waktu, apalagi kalau periode bulan madu sudah berlalu, biasanya mulai muncul secara bertahap kecenderungan untuk bergerak menuju hobi favorit. Bisa saja muncul hobi baru yang langsung menyita perhatian.

Pada gilirannya, hobi tersebut menyita lebih banyak waktu dan perhatian. Kebersamaan dengan pasangan atau keluarga menjadi sesuatu yang mahal harganya. Skala prioritas kemudian bergeser pada hobi yang sudah menjadi obsesi.

Tidak hanya itu. Pasangan kemudian terang-terangan menolak dukungan pada hobi Anda. Alasannya karena khawatir pasangan akan dikuasai hobi atau akan lebih dekat dengan orang-orang lain yang memiliki hobi yang sama. Ada kekhawatiran, ada pula kecemburuan.

Sedangkan dari sisi pasangan yang hobinya dicurigai itu pun balik mencurigai partnernya sebagai sosok yang egois. Tidak mendukung Anda pada hobi yang begitu disukai. Apalagi bila hobi tersebut adalah satu-satunya yang disukai dan dianggap begitu berarti.

Bila menemui partner seperti itu, apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara agar obsesi pada hobi itu tidak sampai menciptakan disharmoni?

Pertama, membangun komunikasi yang persuasif. Komunikasi adalah jembatan penghubung antara dua insan untuk mencapai kesepahaman. Kesepahaman jelas berbeda dengan pemaksaan.

Perlu ada dialog dari hati ke hati. Menanggalkan ego dan godaan untuk meluapkan kekecewaan secara membabi buta. Kesal boleh, tetapi jangan sampai mendominasi akal sehat.

Mendekati pasangan dengan hati-hati lalu katakan dengan sebenarnya isi hati. Istri bisa mengatakan hal ini kepada suami. Begitu juga sebaliknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline