Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Putri KW dan Pram/Yere, Para Debutan yang Bisa Jadi Kuda Hitam di Indonesia Masters 2022

Diperbarui: 8 Juni 2022   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Putri Kusuma Wardani: dok PBSI via Kompas.com

Bertanding di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, adalah dampaan setiap pebulu tangkis, tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Tidak terkecuali bagi Putri Kusuma Wardani dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.

Para pemain muda Indonesia ini mendapat kesempatan untuk merasakan atmosfer Istora saat ambil bagian di Indonesia Masters 2022 yang sudah dimulai sejak Selasa, 7 Juni 2022.

Turnamen tersebut masuk level Super 500 yang menggaransi 9.200 poin bagi para pemenang dan berkesempatan memperebutkan total hadiah sebesar 360 ribu USD atau sekitar Rp 5 miliar.

Bagi Putri KW dan Pram/Yere meraih poin maksimal dan hadiah tertinggi merupakan target ambisius. Mereka bukan para unggulan. Mereka harus bersaing dengan para pemain top yang tak mau absen "Ngistora" lagi setelah menunggu lebih dari dua tahun.

Bagi mereka menjadi juara adalah bonus. Yang terpenting adalah menambah jam terbang. Bermain di kandang sendiri dan meladeni para pemain unggulan menjadi kesempatan emas untuk meningkatkan level permainan, mempertebal semangat, dan mental bertanding.

Merujuk status unggulan dan daftar pemain yang ambil bagian di Indonesia Masters kali ini, Putri KW dan Pram/Yere jelas tidak masuk hitungan. Mereka adalah para pendatang baru di turnamen level atas.

Putri terlihat begitu antusias menyambut turnamen Super 500 pertamanya. "Saya sangat excited dan langsung masuk ke Istora," demikian pebulu tangkis 19 tahun kelahiran Tangerang, melansir siaran pers Humas PP PBSI, Senin (6/6/2022).

Begitu juga Pram/Yere. Pramudya begitu termotivasi untuk memberikan performa terbaik. Dukungan penonton bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, bisa meningkatkan semangat. Di sisi berbeda, bila stimulus itu tidak dikemas secara baik, justru bisa mendatangkan kecemasan dan kegugupan.

"Hal itu tentu membuat saya akan sedikit mengontrol emosi untuk bisa tampil fokus di setiap laganya," aku Pramudya.

Pramudya Kusumawardana/ Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan di podium juara Badminton Asia Championship 2022 di Filipina: dok PBSI via Kompas.com

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline