Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Pelajaran dari Awal Sempurna Srikandi Muda Indonesia dan Gagalnya Ginting Lewati Hadangan Loh Kean Yew

Diperbarui: 8 Mei 2022   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganda putri Indonesia, Nita Violina Marwah/Lanny Tria Mayasari ikut menyumbang poin di pertandingan pertama Uber Cup 2022 : Dok. PBSI via Kompas.com

Demikian kesimpulan dari laga pertama tim Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2022 yang baru saja dimulai di Impact Arena, Bangkok, Thailand, Minggu (8/5/2022) pagi hingga petang WIB.

Kredit secara khusus patut diberikan kepada tim putri. Berangkat ke Thailand dengan mengandalkan para pemain muda dengan rata-rata usia kurang dari 20 tahun, mereka sukses mengalahkan Prancis dengan skor sempurna, 5-0.

Para srikandi Merah Putih membuktikan bahwa usia belia dan status "underdog" tidak menjadi penghalang untuk meraih kemenangan.

Belum memiliki jam terbang memadai di level senior dan belum banyak pengalaman menghadapi lawan-lawan dengan peringkat lebih tinggi justru memberi keuntungan tersendiri. Mereka bisa tampil lebih lepas dan tidak terbebani dengan ekspektasi dan rekor pertemuan.

Mengacu "line-up" tim Uber Indonesia di laga pertama Grup A, tak satu pun pemain Indonesia berada di lingkaran 100 BWF. Malah ada yang baru merangkak dari luar peringkat 1000-an dunia.

Mereka harus meladeni para pemain Prancis dengan peringkat dunia lebih baik. Ternyata, ranking dunia tidak menjadi jaminan. Belum pernah bertemu sebelumnya, sekali lagi, membuat tim muda Indonesia bisa unjuk gigi optimal.

Awal manis tim putri Indonesia dibuka oleh Komang Ayu Cahya Dewi. Pemain berusia 19 tahun menampilkan performa meyakinkan saat menghadapi Qi Xuefei.

Secara peringkat, gadis kelahiran Oktober 2022 itu kurang diunggulkan. Namun, Komang yang berada di posisi 203 BWF bisa menjungkalkan lawannya yang berperingkat 43 BWF. Duel kedua pemain berlangsung lebih dari satu jam dengan skor akhir 22-20 19-21 21-18.

Ini menjadi kemenangan pertama Komang atas Qi Xuefei, kelahiran Nanjing, Tiongkok, 30 tahun silam. Sekaligus kemenangan penting yang menandai awal lembaran kariernya di turnamen utama. Sebagai tunggal putri pertama yang membawa nama besar Indonesia.

Kemenangan ini pun sangat penting bagi tim Indonesia. Hasil positif yang mampu mengangkat semangat tim. Momentum awal yang sangat penting bagi para pemain lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline