Tahun ini sepertinya menjadi tahun prestasi para atlet bulu tangkis ganda putri Indonesia, baik di panggung Olimpiade maupun Paralimpiade 2020.
Awal Agustus lalu, Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya penyumbang medali emas di Olimpiade Tokyo, kini giliran Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah di pentas Paralimpiade.
Greys dan Apri menjadi yang terbaik di pesta olahraga empat tahunan, yang edisi kali ini digelar di tahun kelima setelah Olimpiade Rio de Janeiro, seusai mengalahkan Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari China di 1 Musashino Forest Sport Plaza dalam dua gim langsung, 21-19, 21-15.
Hampir sebulan berselang, di tempat berbeda, di Yoyogi National Stadium, Sabtu (4/9/2021) malam WIB, Leani dan Khalimatus mengandaskan harapan wakil China lainnya, Cheng Hefang/Ma Huihui, juga straight set.
Leani dan Khalimatus menang 21-18 21-12 untuk meraih medali emas para badminton kelas SL3--SU5. Medali emas yang diraih usai bertarung 32 menit ini sungguh berarti baik bagi pasangan ganda putri ini, maupun bagi Indonesia.
Leani dan Khalimatus mengikuti jejak Greys dan Apri membuat bangga segenap rakyat Indonesia. Dalam sepi, keduanya bertarung untuk mengumandangkan Indonesia Raya dan mengibarkan Sang Saka Merah Putih di hajatan akbar itu.
Ini menjadi medali emas pertama Indonesia setelah menanti selama 41 tahun. Terakhir kali meraih emas Paralimpiade Arnhem 1980, Indonesia akhirnya bisa kembali merasakan manisnya medali emas.
Hasil sempurna