Cristiano is back. Demikian kicauan Manchester United di akun twitternya, tak berselang lama setelah Cristiano Ronaldo resmi kembali berseragam merah. Momen ini terjadi tepat di hari terakhir sebelum jendela transfer musim panas ditutup.
Babak baru dalam kehidupan Ronaldo pun dimulai. Kembali ke tim yang pernah dibelanya pada 2003-2009 silam.
Ada sejumlah pertanyaan teknis yang membayangi Ronaldo kembali ke Old Trafford. Akan seperti apa perannya dalam tim United nanti?
Bagaimana Ole Gunnar Solskjaer menempatkan eks pemain Juventus itu dalam skuad? Lantas, bagaimana Ole meramu formasi dengan tambahan satu amunisi baru? Siapa pemain yang akan tergusur demi memberi tempat kepada CR7?
Pertama-tama, patut diakui, Ronaldo memang dengan sengaja dipulangkan untuk sejumlah maksud. Manuver yang terjadi dalam hitungan jam, membelokkan arah pulangnya dari Etihad Stadium ke "Theatre of Dreams" jelas bukan tanpa tujuan.
Tentu, tidak hanya sekadar nostalgia belaka. Tidak ingin melihat mantan bintang itu berseragam biru, misalnya. Membayar mahal sekitar 480 ribu poundsterling (Rp 9,45 miliar) per pekan hanya untuk alasan emosional jelas tak bisa dipahami akal sehat.
Menjadikan Ronaldo pemain bergaji tertinggi di Liga Inggris, berikut mahar sekitar 15 juta euro (Rp 245 miliar) plus bonus sekitar 8 juta euro (Rp 157 miliar) hanya untuk membajak Ronaldo dari sang "tetangga berisik" lantas memarkirnya di Old Trafford adalah sebuah tindakan konyol.
Begitu juga, melibatkan Sir Alex Ferguson, Bruno Fernandes, berikut Rio Ferdinand, hingga Patrice Evra untuk merayu Ronaldo agar tak menerima pinangan The Citizen sehingga bisa menghidupkan kembali kenangan masa lalu, tentu sebuah kerja murahan.
Sekali lagi, kepulangan Ronaldo jelas lebih dari sekadar upaya memutar waktu masa lalu. Lebih dari membangkitkan memori indah enam musim, 12 tahun silam.