Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Drama Ni Nengah Widiasih dan Kejutan Saptoyogo, Merah-Putih Berkibar di Paralimpiade Tokyo

Diperbarui: 28 Agustus 2021   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atlet parapowerlifting Indonesia, Ni Nengah Widiasih, sukses mempersembahkan medali perak untuk Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020.(DOK. NPC Indonesia ) 

Akun twitter @jokowi pada 26 Agustus 2021 menulis demikian. “Kabar baik datang dari ajang Paralimpiade Tokyo 2020, siang ini. Atlet angkat berat Ni Nengah Widiasih meraih medali pertama untuk Indonesia, dengan merebut medali perak di kelas 41 kg putri.”

Kicauan dari pemilik akun yang tak lain adalah orang nomor satu di republik ini seakan menyimpulkan sebuah kabar baik dari pesta olahraga kaum difabel yang tengah berlangsung di Tokyo, Jepang.

Mungkin tidak banyak dari antara kita yang mengikuti event olahraga itu seperti saat Olimpiade 2020 berlangsung. Bisa jadi kita hanya mengikuti perkembangan selintas saja dan tidak terlalu berharap bakal meraih medali.

Pencapaian atlet yang karib disapa Widi itu serentak membuka ruang kesadaran kita. Tidak hanya untuk menaruh sedikit perhatian pada perhelatan tersebut. Tetapi juga menumbuhkan keyakinan bahwa atlet berkebutuhan khusus dari tanah air bisa berprestasi di panggung dunia.

Widi menempati urutan kedua di kelas 41 kg putri cabang olahraga angkat berat yang berlangsung di Tokyo International Forum. Wanita kelahiran 12 Desember 1992 itu mampu melakukan angkatan terbaik 98 kg.

Total angkatan Widi lebih baik dari Clara Sarahy Fuentes Monasterio. Atlet asal Venezuela itu memiliki angkatan terbaik 97 kg. Widi dan Clara harus mengakui keunggulan Guo Lingling dari Tiongkok dengan angkatan terbaik 108 kg.

Walau gagal meraih emas, pencapaian Widi sungguh patut diapresiasi. Itulah medali pertama bagi kontingen Indonesia. Hasil kali ini melampaui pencapaiannya di event serupa lima tahun lalu di Rio de Janeiro, Brasil. 

Saat itu, turun di kelas yang sama, dengan angkatan terbaik 95 kg, Widi harus puas membawa pulang medali perunggu.

Nyaris Perunggu

Tidak mudah, memang, menghadapi persaingan di level dunia. Dalam keterbatasan mereka tetap menunjukkan kegigihan. Tidak pernah terlontar kata menyerah hingga percobaan terakhir.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline