Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Babak Belur di 3 Seri Thailand, Saatnya Bulu Tangkis Indonesia Menatap Swiss Open

Diperbarui: 4 Februari 2021   07:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan: badmintonindonesia.org

Kita bersyukur bahwa tak berselang lama setelah rangkaian tur Thailand berakhir, Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna langsung menyambangi Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (2/2) petang lalu.

Kedatangan Agung jelas penting. Selain menjadi tugasnya, kehadirannya di saat seperti itu pun tepat. Kita tahu seperti apa pencapaian para pebulutangkis kita dalam tiga turnamen awal BWF World Tour 2021. Yonex Thailand Open, Toyota Thailand Open, dan BWF World Tour Finals (WTF) 2020.

Di turnamen pertama, Indonesia mendapat satu gelar, satu runner-up, dan dua semi finalis. Pencapaian di turnamen pertam setelah vakum 10 bulan tentu cukup baik.

Apa yang dicapai di turnamen pertama, ternyata tak menjadi lebih baik sepekan kemudian. Tak ada wakil Merah Putih di final. Pencapaian terbaik di Toyota Thailand Open itu ditorehkan Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Kedua pasangan itu hanya sanggup berbicara hingga semi final.

Sementara itu di WTF, dari lima wakil yang ambil bagian, hanya satu yang melangkah hingga partai final. The Daddies, julukan Hendra/Ahsan menjadi satu-satunya harapan untuk membawa pulang gelar juara. Namun Lee Yang/Wang Chi Lin asal Taiwan yang mengalahkan mereka sepekan sebelumnya masih terlalu tangguh. Target dua gelar pun gagal terwujud.

Sumber: badmintonindonesia.org

Kunjungan Agung pasca ketiga turnamen itu jelas dibutuhkan. Di satu sisi, seperti yang ia ikhtiarkan, ini menjadi kesempatan untuk mendengar langsung suara dari para pelatih dan pemain. Bagaimana tantangan dan perjuangan mereka selama bertanding di Impact Arena, Bangkok. Juga ia bisa mendengar apa yang sesungguhnya terjadi dengan para pemain. Kehadiran seorang pemimpin di saat-saat seperti ini sangat berarti.

Di sisi lain, kesempatan itu bisa sekaligus dimanfaatkan untuk menyuntikkan tambahan energi kepada para pemain. Setelah datang, duduk, dan dengar, Agus perlu memberikan motivasi agar para pemain bisa bangkit.

Patut diakui, pencapaian di awal tahun jauh dari harapan. Hal ini bisa kita bandingkan dengan kekuatan armada yang kita bawa, berikut pencapaian dari negara-negara lain.

Di sektor ganda putra, misalanya, minus Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon yang tak disertakan dalam rombongan, kita hanya mampu mencapai semi final dan final. Itu pun dicapai oleh satu pasangan: The Daddies.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline