Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Nyeri dan Sedih Dibawa Berlari, Hendra/Ahsan Mau Satu Gelar Lagi

Diperbarui: 30 Januari 2021   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan: badmintonindonesia.org

"Saya berharap juara untuk putri saya!!" 

(Mohammad Ahsan)

Smes silang Mohammad Ahsan ke sisi kanan pertahanan lawan membuat Aaron Chia/Soh Wooi Yik melongo. Separuh menarik nafas panjang, wajah pasangan muda Malaysia itu tampak kecewa. Namun, keduanya tak bisa berbuat banyak. Poin terakhir itu membuat mimpi mereka di World Tour Finals 2020 berakhir.

Di sisi utara Impact Arena, Ahsan dan Hendra Setiawan berpelukan. Senyum lebar mengembang di bibir pasangan senior ini. Angka terakhir dari Ahsan mengunci pertandingan tiga set, 18-21 21-17 21-11. Keduanya sukses mendapat satu tiket semi final.

The Daddies harus berjuang keras sepanjang babak penyisihan Grup B. Unggulan tiga ini harus bermain 52 menit untuk memetik kemenangan rubber game dari pasangan jangkung Rusia, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov. Selanjutnya, juara All England 2019 belum mampu menjinakkan Choi Solgyu/Seo Seung Jae asal Korea Selatan.

Bertemu Aaron/Soh adalah laga hidup mati. Yang menang akan mendapat satu tiket ke empat besar. Dalam situasi penuh tekanan ini, pengalaman ternyata berbicara banyak.

Pasangan negeri seberang itu memang menempati posisi unggulan setingkat di atas The Daddies. Namun dari segi pengalaman, ada jarak yang begitu jauh di antara mereka. Begitu juga prestasi.

Saat Hendra (36 tahun) dan Ahsan (33 tahun) sudah melantai di turnamen internasional, Aaron dan Soh mungkin masih belajar menjadi pemain profesional. Kala Hendra/Ahsan sudah berdiri dari podium ke podium, mereka mungkin masih sebatas menatap dari layar kaca. Jarak pengalaman dan usia sejauh satu dekade memisahkan mereka.

Fisik Hendra/Ahsan memang tak sebugar Aaron/Soh. Namun usia tidak menjadi alasan untuk menyerah. Semangat lawan yang menggebu-gebu sempat membuat Ahsan/Hendra keteteran. Kehilangan game pertama tak terhindarkan.

Meski begitu The Daddies tetap tenang. Setiap pukulan diatur sedemikian rupa agar efektif. Mereka menggebuk dengan smes keras sesering mungkin. Adu drive dan permainan depan net Ahsan/Hendra layani dengan baik. Beberapa placing ke bidang permainan yang sulit membuat duo Malaysia itu kerepotan.

Kesalahan servis salah satu pemain Malaysia akhirnya mengubah segalanya. Pasangan rangking sembilan dunia terlihat mulai kehilangan konsentrasi. Sementara itu Hendra, yang juga kerap fault, tetap menunjukkan kematangannya. Pasangan Malaysia mulai kehilangan banyak poin, terutama di set ketiga.

Keuntungan pun berada di kubu Indonesia. Tekanan yang terus diberikan The Daddies membuat pasangan terbaik Malaysia itu kewalahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline