Viktor Axelsen menjadi salah satu pemain yang paling mencuri perhatian sepanjang dua seri pertama BWF World Tour 2021. Tunggal putra Denmark itu sukses merebut dua gelar dari turnamen Level Super 100 yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand.
Ditambah gelar All England tahun lalu menjadikannya sebagai pemain tunggal pertama yang mampu meraih tiga gelar Super 1000 dalam satu musim. Jumlah pemain atau pasangan yang bisa seciamik itu tidak banyak. Baru pasangan ganda campuran China, Zheng Siwei dan Huang Yaqiong yang mengukir rekor itu pada 2019 silam.
Kini Axelsen menatap BWF World Tour Finals 2020 dengan penuh percaya diri. Ia tentu ingin menambah koleksi gelar untuk membuat tiga seri awal menjadi sempurna. Peluang untuk itu sepertinya terbuka lebar.
Sepanjang gelaran Yonex dan Toyota Thailand Open, Axelsen sepertinya tidak mendapatkan tantangan berarti. Tak ada lawan sepadan yang bisa menghentikan rekor tak terkalahkan dalam 28 pertandingan.
Meski begitu, alur cerita Axelsen hampir berubah. Adalah Anthony Sinisuka Ginting yang sempat menjadi tokoh antagonis yang merusak jalannya kisah pebulutangkis 27 tahun itu menuju tangga juara dua pekan lalu. Saat itu mereka bersua di babak semi final. Bila saat itu Ginting tak kehilangan fokus di game ketiga, maka cerita Axelsen pasti berakhir sedih.
Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Ginting justru bermain antiklimaks di game penentu. Sempat kalah di game pertama, Ginting berusaha bangkit di set kedua. Ginting mampu unggul beberapa poin di set ketiga, sebelum ia kehilangan kendali atas dirinya. Axelsen memanfaatkan saat-saat itu sebagai berkah untuk melaju kencang menuju penghabisan dengan skor akhir 21-19,21-13,21-13.
Kekalahan Ginting itu menuai banyak komentar. Tidak hanya dari publik bulu tangkis tanah air. Legenda hidup bulu tangkis Denmark, Morten Frost Hansen yang mendampingi Gill Clark sebagai komentator, tak terkecuali.
Morten yang pernah melatih di sejumlah negara mengakui bahwa dari sekian banyak pemain yang tampil di Thailand, hanya Ginting seorang yang bisa menandingi Axelsen. Dan memang, sepanjang dua minggu kejuaraan, Ginting seorang yang mampu merepotkannya.
Hanya Ginting yang bisa merebut satu set dan memaksa pertandingan berlangsung lebih daru satu jam. Sementara para pemain lain bisa Axelsen atasi dalam dua game. Unggulan dua, Chou Tien Chen, hingga Jonatan Christie masih sulit membendungnya.