Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Bulu Tangkis Indonesia Ukir Sejarah di Korea Open

Diperbarui: 16 September 2017   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marcus Gideon dan Kevin Sanjaya/www.badmintonindonesia.org

Sejak naik level menjadi super series pada 2007, Indonesia belum pernah mengirim wakil sebanyak ini. Apalagi mampu menciptakan "all Indonesian final" di sektor tunggal putra. Sejak satu dekade silam Indonesia baru sekali membawa pulang gelar juara yakni pada 2015 melalui pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Namun tahun ini, Indonesia sukses mengirim empat wakil ke partai puncak, dengan satu gelar juara sudah pasti direbut. Itulah yang terjadi di Korea Open Super Series tahun ini.

Kejutan terbesar terjadi di nomor tunggal putra. SK Handball Stadium, Seoul menjadi saksi kebangkitan dua pemain muda, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Nama mereka kerap dielu-elukan namun belum juga mencapai klimaks di turnamen besar. Kali ini Jojo dan Ginting menyaput segala ragu, membuktikan bahwa mereka masih pantas memanggul tanggung jawab masa depan bulu tangkis Indonesia.

Di babak semi final, Sabtu (16/09/2017), Ginting menumbangkan wakil tuan rumah yang berstatus pemain nomor satu dunia, Son Wan Ho. Ini menjadi pertemuan pertama antara dua pemain yang berjarak 23 strip di daftar rangking dunia. Butuh waktu lebih dari satu jam bagi pemain rangking 24 dunia itu mengalahkan Wan Ho dengan skor akhir 16-21, 21-18 dan 21-13.

Ginting menunjukkan visi dan strategi permainan yang bagus, meski masih harus memperbaiki akurasi pukulan. Absennya sejumlah unggulan seperti Lee Chong Wei, Lin Dan, Chen Long dan Viktor Axelsen dimanfaatkan dengan baik untuk mencapai final super series pertama sepanjang karirnya.

Begitu juga Jojo yang sukses "pecah telur" saat menghadapi pemain Taiwan, Tzu Wei. Selalu kalah di tiga pertemuan sebelumnya tidak menjadi alasan bagi pemain yang baru saja berulang tahun ke-20 pada 15 September kemarin untuk kembali menyerah menggapai final super series pertamanya. Ia pun hanya butuh waktu lebih dari 30 menit untuk menyudahi perlawanan pemain nomor 12 dunia itu dengan skor 21-13 dan 21-17.

Jojo dan Ginting akan mengulangi pencapaian Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso saat menciptakan "all Indonesia final" di level super series yang diukir di tanah air pada 2008 silam. Penantian gelar tunggal putra sejak Sony menjadi juara Singapore SS tahun lalu pun berakhir. Siapa yang paling siap menjadi pemenang di babak final Minggu (17/09) besok akan mengikuti jejak Joko Suprianto, Ardy B Wiranata dan Heryanto Arbi yang berturut-turut menjadi juara Korea Open dalam rentang 1993-1995, atau dua tahun setelah Korea Open bergulir.

Kembalinya Marcus/Kevin dan Praveen/Debby
Dua wakil lainnya yang tampil di babak final berasal dari sektor ganda. Mantan pasangan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideo dan Kevin Sanjaya Sukamuljo dan juara All England 2016, Praveen Jordan dan Debby Susanto.

Baik Marcus/Kevin maupun Praveen/Debby sama-sama mengincar gelar juara di Korea untuk pertama kalinya. Keduanya ingin mengulangi catatan manis para seniornya seperti Ricky Subagja/Rexy Mainaky (1995 dan 1996), Flandi Limpele/Eng Hian (1999), Luluk Hadiyanto/Alven Yulianto (2004), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2006) di nomor ganda putra serta Nova Widianto/Liliyana Natsir yang menjadi juara tahun 2006 sekaligus satu-satunya ganda campuran Indonesia yang pernah berjaya di Korea.

Di babak semi final Marcus/Kevin yang kini berada di urutan tiga dunia itu menyingkirkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dari Jepang. Kedua pasangan harus bermain tiga game setelah Kamura/Sonoda merebut set kedua. Lapangan yang berangin sedikit banyak mempengaruhi para pemain, terutama akurasi pukulan. Setelah melewatkan 50 menit, Marcus/Kevin pun mengunci kemenangan rubber game dengan skor 21-18, 17-21 dan 21-16.

Kemenangan ini sekaligus mengunggulkan Marcus/Kevin dalam catatan head to head. Sebelumnya kedua pasangan berbagi kemenangan dalam empat pertemuan. Pertemuan terakhir di Malaysia Open 2017 dimenangkan Marcus/Kevin dengan skor 21-16 dan 21-13.

Di partai final Marcus/Kevin akan menantang unggulan pertama sekaligus pasangan nomor satu dunia asal Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen yang menumbangkan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Kedua pasangan sudah empat kali bertemu. Rekor pertemuan lebih mengunggulkan pasangan Denmark yang mampu meraih tiga kemenangan, termasuk pertemuan terakhir di penyisihan Grup Piala Sudirman 2017. Saat itu Boe/Mogensen menang 16-21 24-22 23-21.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline