Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Mengapa Nasib Indonesia di Piala Sudirman Semalang Ini?

Diperbarui: 26 Mei 2017   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Indonesia sebelum turun bertanding di Piala Sudirman 2017/badmintonindonesia.org

Apa yang dicemaskan banyak orang akhirnya menjadi kenyataan. Namun kenyataan yang terjadi di luar ekpektasi membuat aneka perasaan menyeruak, lantas menggumpal jadi satu. Mengemuka dalam bentuk penyesalan.

Apa yang ditakutkan sejak semula malah mengambil bentuk berbeda. Dalam rupa yang tidak disangka-sangka, dan terjadi pada pihak yang tidak dibayangkan sebelumnya. Itulah kenyataan yang harus diterima tim Piala Sudirman Indonesia tahun ini.

Memang terasa pahit dan getir saat memutar kembali perjuangan kontingen Indonesia di Carrara Indoor Stadium, Gold Coast, Australia, Rabu (24/5) malam lalu.  Perjuangan yang meninggalkan sejarah terburuk selama perhelatan turnamen beregu campuran dua tahunan itu. Untuk pertama kali gagal lolos dari fase grup.

Laga hidup mati menghadapi Denmark di penyisihan grup ID hampir menjadi titik balik bagi kebangkitan Indonesia. Kejutan kalah memalukan, 1-4, di laga pertama menghadapi India, Selasa (24/5), hampir saja dibayar lunas.

Praveen Jordan/Debby Susanto membuka harapan Indonesia dengan meyakinkan. Pasangan ganda campuran yang sedang menjadi bulan-bulanan sorotan menyusul penurunan prestasi sejak juara All England 2016 menjadi penyemangat awal. Keduanya membuktikan diri masih pantas diandalkan, meski kondisi Praveen sempat mengkhawatirkan sebelum terbang ke Negeri Kanguru.

Menghadapi pasangan yang lebih senior, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, Praveen/Debby menunjukkan diri lebih siap. Secara kualitas kedua pasangan ini terbilang sepadan dengan rekor pertemuan yang nyaris berimbang. Persiapan yang lebih matang itu membuat Praveen/Debby mampu menampilkan permainan yang apik sejak game pertama.

Pasangan nomor delapan dunia ini tidak memberikan kesempatan kepada lawan untuk berkembang, bahkan leluasa menempel ketat dan menyamakan kedudukan. Tercatat pasangan Denmark itu hanya dua kali mengimbangi perolehan angka Praveen/Debby. Game pertama direbut dengan mudah, 21-12.

Awal game kedua skor sempat berjalan ketat. Kedua pasangan mulai memperkuat pertahanan dan terlibat dalam rally-rally panjang. Semangat yang tengah membara membuat Praveen/Debby mampu bermain rapih dengan menghindari kesalahan yang tidak perlu. Keduanya hanya memberi 13 poin kepada Nielsen/Pedersen di game kedua.

"Kami sudah sering bertemu, ini pertemuan ke 12 kami. Kami sudah sama-sama mengerti permainan masing-masing. Kami sering kalah menang, kalau lawan mereka tergantung siapa yang main lebih rapi di lapangan," tandas Debby usai kemenangan yang menyamakan skor pertemuan kedua pasangan menjadi imbang, 6-6.

Kemenangan Praveen/Debby membuat kita sedikit mundur sehari. Muncul pengandaian, bila saja Praveen/Debby diturunkan di partai pertama tentu nasib Indonesia tidak akan stragis ini. Kepercayaan kepada Tontowi Ahmad dan Gloria Emmanuelle Widjadja adalah keputusan yang berani. Meski bukan orang baru di Pelatnas, keduanya baru dipasangkan secara resmi. Gloria adalah bagian dari proyek jangka panjang untuk mencari penerus tandem Tontowi yang saat ini sedang dibekap cedera, Liliyana Natsir.

Dalam masa percobaan  di dua turnamen di awal tahun ini yakni Malaysia Masters dan Swiss Open sebetulnya belum ada bukti yang menunjukkan bahwa keduanya pantas untuk memanggul beban besar di Piala Sudirman. Tidak bermaksud meremehkan, performa keduanya sebagai satu pasangan belum menyatu, belum juga saling mengisi secara pas, dan bersama bergerak dalam satu alunan orkes permainan berkualitas. Tampak terlalu riskan bagi PBSI mempercayai keduanya untuk tampil di ajang sekelas Piala Sudirman dengan atmosfer pertandingan tingkat atas yang menuntut kesiapan skill mumpun juga mental yang kuat. Bagaimanapun juga Praveen/Debby telah teruji dari turnamen ke turnamen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline