Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Tai Tzu-ying, Ratu Pemalu Nan Rendah Hati

Diperbarui: 21 April 2017   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tai Tzu-ying (kanan) juara Super Series Singapura Open 2017 bersama Carolina Marin/@antoagustian

Hari-hari belakangan ini, atau sebulan terakhir kaum perempuan sedunia mendapat perhatian lebih. Hal ini terlihat dari aksi dan sejumlah peringatan baik secara global maupun lokal yang didedikasikan untuk para perempuan. Dengan tanpa menafikan peran sang ibu, bagi seorang Tai Tzu-ying kehebatannya saat ini tidak lepas dari campur tangan sang ayah.

Sulit membayangkan Tai yang sehebat ini tanpa ketekunan dan kerja keras Tai Nan-Kai. Sang ayah yang semula berprofesi sebagai perwira polisi di Kaohsiung, salah satu wilayah di Taiwan, mulai mengarahkan Tai menekuini bulu tangkis sejak kecil.

Tai Nan-Kai yang saat ini bergabung dengan dinas pemadam kebakaran kota tersebut sejak 1998, benar-benar memahami bakat sang putri sejak sekolah dasar. Saat duduk di bangku kelas tiga, Tai sudah memutuskan bidang olahraga yang akan ditekuninya. Dan kelak pilihat tersebut ternyata tidak meleset.

Mendukung pilihan sang putri, Tai Nan-Kai berani memindahkan Tai kecil ke dua sekolah dasar dalam waktu empat tahun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sekolah yang benar-benar unggul dalam bidang olahraga.

Saat duduk di bangku SMA, sebagaimana dikutip dari badmintonplanet.com,pelatih olahraga meminta Tai bermain rangkap di ganda putri dan ganda campuran. Entah apa pendasaran sang guru olahraga mengarahkan Tai ke dua sektor tersebut.

Namun pilihan sang guru ternyata bertolak belakang dengan sang ayah. Tai Nan-Kai bersikeras putrinya hanya fokus di sektor tunggal, bukan yang lain. Untuk mendukung keputusan tersebut, Tai Nan-Kai pun mencarikan pelatih bulu tangkis yang bisa mendampingi Tai Tzu-ying. Akhirnya di bawah bimbimbang Lai Chien-cheng, Tai Tzu-ying kemudian dilatih sebagai pemain tunggal penuh waktu.

Keteguhan dan komitmen Tai Nan-kai mendukung sang putri mulai membuahkan hasil. Meski prestasi Tai Tzu-ying masih pada tingkat nasional, setidaknya pada 2011 ia menciptakan sejarah baru di negaranya. Ia menjadi pebulutangkis putri termuda yang menjadi juara nasional saat berusia 16 tahun dan 6 bulan.

Tai yang lahir di kota di mana ayahnya bekerja dan keluarganya menetap saat ini terus melebarkan sayap prestasinya ke mancanegara. Kini wanita kelahiran 20 Juni, 22 tahun silam telah mengukir sejarah baru di panggung bulu tangkis dunia..

Tai adalah pemain tunggal wanita pertama dalam sejarah yang pernah meraih lima gelar super series secara beruntun. Jejak langkah prestasinya dimulai turnamen Hong Kong Open pada November 2016. Itulah titik awal dari 25 pertandigan tak terkalahkan yang berturut-turut membuahkan gelar di Hong Kong dan berlanjut BWF Superseries Finals di penghujung tahun yang sama.

Selanjutnya Tai mengklaim gelar super series premier pertama di tahun 2017 di BarclayCard Arena, Birmingham, tempat All England berlangsung. Gelar ini mendatangkan sukacita bagi rakyat Taiwan karena ia adalah orang pertama yang berhasil naik podium tertinggi di ajang tersebut.

Setelah menjuarai turnamen tertua di dunia itu, Tai melanjutkan kedigdayaannya di ajang super series premier kedua di Malaysia. Sempat absen di India Open yang berlangsung sebelum turnamen di Malaysia, Tai kembali membuktikan diri sebagai ratu bulu tangkis tunggal putri di Singapore Indoor Stadium pekan lalu. Gelar juara super series Singapura Open itu menjadi gelar mutakhir yang digenggam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline