Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Menanti Kado Spesial dari Si "Kecil Cabe Rawit" Marcus Gideon

Diperbarui: 10 Maret 2017   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Marcus Fernaldi Gideon/Kompas.com

Kamis, 9 Maret, kemarin menjadi hari istimewa Marcus Fernaldi Gideon. Hari itu, 26 tahun lalu, ia lahir. Beberapa jam setelah hari spesial itu, pemuda kelahiran Jakarta ini sukses memberi kado istimewa bagi diri sendiri. Berpasangan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo, keduanya sukses merebut tiket perempat final All England 2017.

Marcus/Kevin memungkasi penampilan wakil Indonesia di babak kedua kejuaraan bulu tangkis tertua di dunia. Pasangan non unggulan unggulan asal Inggris, Peter Briggs/Tom Wolfenden berhasil dilewati dengan mudah. Hal ini tak lepas dari konsistensi penampilan sejak awal pertandingan. Menyadari diri sebagai unggulan, unggulan lima ini menyerah tanpa ampun sejak awal sehingga lawan tak mampu mengembangkan permainan. Keduanya hanya butuh waktu 29 menit untuk menyudahi pertandingan dengan skor 21-13 dan 21-14.

 “Mereka no lobnya lumayan bagus. Tapi kami sudah siap dari awal, fokus dan nggak mau lengah. Kami nggak mau menganggap remeh lawan, walaupun bukan pemain unggulan.,” beber Kevin mengevaluasi pertandingan seperti dilansir badmintonindonesia.org.

 Istimewanya, kemenangan tersebut sekaligus menambah satu kuota Indonesia di babak delapan besar menjadi dua wakil dari total delapan utusan yang berlaga di babak kedua. Tentu, jumlah yang sangat sedikit dan tak sesuai ekpektasi, bukan?

Marcus/Kevin mengikuti jejak pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang menang mudah atas wakil Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich. Pemilik tiga gelar All England ini menuntaskan perlawanan Mark/Isabel dalam 29 menit dengan skor 21-12 dan 21-13.

Indonesia kehilangan semua wakil di ganda putri, tunggal putra dan tunggal putri.  Dua wakil ganda putri yang baru dipasangkan, Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu rontok di tangan Jepang.

Greysia/Rizki menyerah dua game langsung, 22-24 dan 8-21, dari Naoko Fukuman/Kurumi Yonao. Wakil Negeri Matahari Terbit itu memang lebih diunggulkan. Lebih lama bermain bersama dengan hasil yang tercermin dari status unggulan delapan yang disandang. Namun penampilan Greysia/Rizky di game kedua sungguh disayangkan. Bertolak belakang dengan game pertama, di game kedua mereka seperti tanpa perlawanan dan hanya kebagian delapan poin dari laga berdurasi 41 menit itu.

 “Di game kedua, kepercayaan diri kami sudah hilang setelah kalah di game pertama. Sampai akhir kami tidak bisa bangkit, walaupun sudah mencoba menenangkan diri. Permainan kami nggak keluar walaupun sudah diberi instruksi oleh pelatih,” ungkap Greysia.

Sedikit berbeda dengan Greysia/Rizky,  Anggia/Apriani sempat memberi perlawanan bahkan mampu merebut set pertama dari Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto. Sebagai pasangan baru serangan balik dan perubahan tempo permainan yang dilakukan pasangan Jepang itu membuat keduanya kelabakan dan menyerah di dua set berikutnya dengan skor 21-14, 13-21 dan 11-21 dalam waktu 62 menit.

Dua ganda putra pun bernasib sama. Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang diunggulkan di tempat ketujuh gagal menunjukkan kelasnya saat berhadapan dengan pasangan non unggulan dari China Liu Cheng/Zhang Nan. Angga/Ricky kalah straight set 14-21 dan 7-21 dalam waktu 33 menit.

Angga menyadari pihaknya tampil jauh dari harapan. Sejak awal pertandingan sudah langsung berada dalam tekanan pasangan berperingkat 47 dunia.”Terus kami juga banyak error di lapangan. Karena tertekan terus, permainan kami jadi nggak bisa normal. Kami sudah coba merubah pola, tapi masih kurang enak juga. Masih di bawah tekanan lawan.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline