Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Kemilau Bintang Muda Kuasai Podium Dubai World Superseries Finals 2016

Diperbarui: 19 Desember 2016   04:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ganda putri Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan di podium tertinggi Dubai World Superseries Finals 2016/@BadmintonUpdates

BWF Worls Superseries Finals yang baru saja berakhir di Hamdan Sports Complex, Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (18/12) malam WIB benar-benar menjadi panggung bagi para pemain muda.

Setelah Praveen Jordan dan Debby Susanto tersingkir di semi final dari juara bertahan Chris Adcock/Gabrielle Adcock, Jumat (17/12), Indonesia tak memiliki wakil di partai puncak. Akibatnya Indonesia yang sempat membawa pulang satu gelar di tahun sebelumnya hanya menjadi penonton melihat aksi para pemain muda unjuk kebolehan.

Chen Qingchen/Jia Yifan mengawali pesta juara para pemain muda, sekaligus membuka keran gelar Tiongkok. Tak tanggung-tanggung pasangan ganda putri berperingkat delapan dunia itu menumbangkan favorit sekaligus juara bertahan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Chen/Jia yang sama-sama baru berusia 19 tahun lebih dulu merebut set pertama, sebelum disamakan oleh andalan Jepang. Set ketiga berlangsung ketat hingga memakan waktu 1 jamdan 16 menit sebelum pasangan masa depan Tiongkok itu menjungkalkan Misaki/Ayaka dengan skor 21-15 13-21 21-17.

Setelah Chen/Jia berikutnya giliran Viktor Axelsen. Tunggal putra Denmark ini menjalani laga sengit selama lebih dari satu jam menghadapi Tian Houwei dari Tiongkok. Pertarungan antara dua pemain yang hanya berselisih dua tahun itu dimenangkan Axelsen yang berusia 22 tahun dengan skor 21-14 6-21 21-17.

Viktor Axelsen/@BadmintonUpdates

Tai Tzu Ying berhasil mengulangi pencapaian tahun 2014 silam dengan menjuarai sektor tunggal putri. Pemain Taiwan berusia 22 tahun itu tanpa kesulitan mengakhiri perlawanan pemain Korea Selatan berperingkat 5 dunia, 21-14 dan 21-13. Pemain yang baru saja menduduki puncak rangking dunia hanya butuh waktu setengah jam untuk merengkuh mahkota sekaligus menambah keunggulan dalam rekor pertemuan kedua pasangan menjadi 10-8.

Tiongkok yang sempat mengalami sedikit guncangan setelah gagal mendominasi Olimpiade Rio lalu sepertinya sudah langsung kembali mendapatkan amunisi segar dalam diri para pemain muda. Selain Jia Yifan, Chen Qingchen juga menunjukkan potensi sebagai pengganti Zhao Yunlei, pemain serba bisa baik di ganda putri maupun ganda campuran yang baru saja pensiun.

Sebagai ganti tandem Zhan Nan yang merajai ganda campuran dalam beberapa tahun terakhir, Chen mulai menunjukkan kematangan untuk melakoni peran serupa. Di ajang bergengsi yang mempertemukan delapan pasangan elit dunia, Chen sanggup menginjak podium utama di dua nomor berbeda.

Setelah menjuarai nomor ganda putri bersama Jia, Chen pun merebut gelar ganda campuran bersama Zheng Siwei. Pasangan yang berusia sepantaran ini membuat pasangan senior Chris dan Gabrielle mati kutu. Pasangan suami istri asal Inggris itu tak bisa berbuat banyak menghadapi permainan cepat dan bertenaga yang diperagakan Chen/Zheng. Laga yang diharapkan berlangsung sengit dan menarik itu hanya berlangsung selama 30 menit dengan kemenangan straight setpasangan muda Tiongkok itu dengan skor 21-12 dan 21-12.

Nama para pemain muda Tiongkok ini masih pantas dibicarakan lebih lanjut. Terkait Chen, performanya sudah mencuri perhatian sejak awal tahun. Pemain kelahiran 23 Juni itu semula ditandemkan dengan seniornya Bao Yixin di nomor ganda putri.

Keduanya langsung melejit dan Chen pun mendapat gelar super series pertama di Australia Open pada awal Juni lalu. Di partai final keduanya menumbangkan pasangan senior Indonesia, Greysia Polii/Nitya K Maheswari dua game langsung, 23-21 dan 21-17.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline