Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Momen Pembuktian Praveen Jordan dan Debby Susanto

Diperbarui: 17 Desember 2016   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praveen/Debby/badmintonindonesia.org

Setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mundur dari BWF World Superseries Finals yang sedang berlangsung di Kompleks Olahraga Hamdan, Dubai, Uni Emirat Arab, menyusul pula dua pasangan ganda putra Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Sama-sama tergabung di grup A, Angga/Ricky harus puas sebagai juru kunci karena gagal memetik satu kemenangan dari tiga kesempatan, sementara Marcus/Kevin kandas di pertandingan “hidup-mati”.

Marcus/Kevin menyerahkan tiket runner up kepada Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dari Jepang setelah kalah straight set 15-21 dan 19-21. Sementara itu kemenangan atas Angga/Ricky 21-15 18-21 21-18 di laga terakhir, menyempurnakan penampilan Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) sebagai penguasa grup. Padahal dari daftar unggulan, duo Mads itu berada di posisi buncit, di belakang dua wakil Merah Putih.

Kini Merah Putih tinggal menyisahkan harapan pada Praveen Jordan dan Debby Susanto. Berbanding terbalik dari tiga wakil lainnya, pasangan berperingkat empat dunia itu tampil meyakinkan. Tak terkalahkan dari tiga laga di grup A, juara All England 2016 itu lolos sebagai juara grup.

Di laga pertama Praveen/Debby mampu menumbangkan seniornya Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Liliyana yang dibayangi cedera lutut memungkinkan Praveen/Debby merebut kemenangan pertama dari empat pertemuan sebelumnya dengan skor 21-11 dan 21-12.

Selanjutnya giliran unggulan pertama dari Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Kim Ha Na menjadi “korban.” Praveen/Debby mengakhiri perlawanan Ko/Kim tak kurang dari setengah jam dengan skor 21-12 dan 21-15. Kemenangan itu sekaligus menjadi pembalasan atas kekalahan di turnamen serupa tahun lalu sekaligus mengimbangi catatan delapan pertemuan kedua pasangan menjadi sama kuat.

Mundurnya Owi/Butet, sapaan Tontowi/Liliyana membuat pintu peluang Ko/Kim menjadi tertutup. Laga terakhir antara Praveen/Debby kontra Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen menjadi penentu juara grup.

Praveen/Debby berhasil mempertahankan tren positif seperti tiga laga sebelumnya. Meski wakil Denmark itu lebih diunggulkan baik berdasarkan rangking dunia maupun unggulan di Dubai, Praveen/Debby berhasil menjaga rekor kemenangan dalam empat pertemuan terakhir. Skor akhir 21-17 dan 21-16 menutup pertandingan itu sekaligus memangkas jumlah kekalahan Praveen/Debby dari pasangan kawakan dari Negeri Dinamit itu menjadi 5-6.

Marcus/Kevin kalah/badmintonindonesia.org

Sebagai pemuncak grup Praveen/Debby berhak menghadapi runner up grup B yakni Chris Adcock/Gabrielle Adcock. Pasangan suami istri asal Inggris gagal merebut tempat teratas dari Zheng Siwei/Cheng Qingchen asal Tiongkok.

Dibanding menghadapi Zheng/Cheng, Praveen/Debby memiliki catatan buruk kala bertemu duo Adcock. Pertemuan ini merupakan pertemuan kelima mereka. Praveen/Debby belum sekalipun mengantongi kemenangan.

Sejak pertama kali bertemu di Swiss Open 2014 hingga ajang yang sama tahun lalu, Praveen/Debby selalu kandas. Kedua pasangan ini seperti berjodoh untuk kembali bertemu di babak semi final yang saat itu dimenangkan Chris/Gabrielle dengan skor 17-21 dan 20-22.

Seperti diutarakan Praveen kepada badmintonindonesia.org, pertemuan ini tak terhindarkan. Tidak ada pilihan lain selain bersiap untuk tampil maksimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline