Turnamen Korea Terbuka baru saja dimulai pada 27 September kemarin dan akan berakhir pada 2 Oktober nanti Seong-namIndoor Stadium. Dua dari tiga wakil Indonesia langsung gugur di babak pertama. Tersisa ganda putra senior PBSI, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Tiga wakil lainnya yang pulang lebih dini semuanya berada di luar pelatnas. Mereka adalah Sony Dwi Kuncoro serta dua pemain muda kakak-beradik yang masing-masing tampil di dua nomor yakni Lyanny Alessandra Mainaky dan Yehezkiel Fritz Mainaky.
Yehezkiel yang tampil di hari pertama pada babak kualifikasi langsung gugur di tangan wakil tuan rumah Kwang Hee Heo. Jarak peringkat yang cukup jauh, antara kedua pemain menyata di lapangan pertandingan. Yehezkiel, pemain berperingkat 320 dunia menjadi bulan-bulanan Heo yang kini berada di rangking 72 dunia. Tak butuh waktu lama bagi Heo untuk memenangkan pertandingan selama 22 menit dengan skor identik 21-5 dan 21-5.
Situasi serupa terjadi saat Yehezkiel dan Lyanny bertandem di babak pertama. Meski menempati peringkat dunia yang lebih baik,116 dunia, keduanya belum mampu merebut kemenangan dari ganda campuran tuan rumah Go Ah Ra/ Kim Dae Eun (rangking 233 dunia). Putra dan putri dari pelatih pelatnas Jepang Riony mainaky ini menyerah straight set 21-7 21-9.
Di hari kedua, hari ini, giliran Lyanny yang merasakan kekalahan saat tampil solo. Pemain berperingkat 120 dunia belum mampu mengimbangi tunggal putri Jepang yang berada di rangking 13 dunia, Sayaka Sato.
Di awal pertandingan semangat muda pemain 19 tahun itu sempat merepotkan Sato. Ia mampu menempel perolehan poin Sato bahkan membuat skor keduanya sama, 12-12. Namun jam terbang dan pengalaman akhirnya berbicara banyak. Setelah itu perolehan poin Sato melaju, meninggalkan Lyanny di angka 12.
Di set kedua perbedaan kelas itu semakin kentara. Tampil taktis, dan ulet membuat Sato benar-benar di atas angin. Sebaliknya keponakan dari Rexy Mainaky itu berada di bawah tekanan. Tak hanya kewalahan, Lyanny juga kerap melakukan kesalahan sendiri. Set kedua berakhir muda, 21-6.
Tunggal putra senior Sony Dwi Kuncoro pun menyusul kedua pemain muda itu. Sempat memberikan perlawanan di set pertama, tunggal rangking 30 dunia itu tak bisa berbuat banyak, meladeni kegigihan dan performa meyakinkan andalan Denmark, Jan O Jorgensen.
Berbeda dengan set pertama yang berakhir tipis 23-21, di set kedua Sony gagal mempertahankan performa. Alih-alih mengulangi penampilan baik di game pertama, juara Singapura Terbuka 2016 itu takluk 21-13. Hasil ini membuat tunggal 32 tahun itu gagal memperbaiki catatan pertemuan setelah mengundurkan diri saat mereka bertemu pertama kali di All England 2013 silam.
Berbeda dengan wakil-wakil lainnya, Hendra/Ahsan tanpa kesulitan mengawali kiprahnya di turnamen level super series itu. Bertemu pasangan gado-gado Skotlandia dan Inggris, Adam Hall dan Peter Mills, unggulan kedua itu mampu merebut kemenangan dua game langsung 21-16 dan 21-14.
Pasangan Juara Dunia 2013 dan 2015 itu mengawali pertandingan kurang meyakinkan. Meski berstatus non unggulan Peter/Adam mampu memanfaatkan kesalahan sendiri yang kerap mereka lakukan. Alhasil di interval pertama, Hendra/Ahsan tertinggal 10-11.