Nasib berbeda ditorehkan sektor ganda putra dan ganda campuran di Olimpiade Rio 2016. Ganda putra terbaik Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan harus menguburkan impian untuk berbicara banyak di ajang empat tahunan kali ini. Alih-alih melangkah ke babak perempatfinal, unggulan kedua ini malah tersisih di penyisihan grup.
Di pertandingan penentuan grup D, Hendra/Ahsan takluk di tangan wakil Tiongkok Chai Biao/Hong Wei dua game langsung 15-21 dan 17-21.Hasil negatif ini melengkapi hasil buruk di laga pertama saat dipecundangi Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dari Jepang.
Kekalahan tersebut mengakhiri kiprah Hendra/Ahsan di posisi ketiga, di depan wakil India Manu Attri/Sumeeth Reddy di posisi keempat. Sementara itu Endo/Hayakawa dan Chai/Hong berhak mewakili grup D ke babak selanjutnya.
Raut kedua pasangan tampak tegang saat hendak memulai pertandingan. Broto Happy yang mengomentari jalannya pertandingan kedua pasangan di salah satu stasiun televisi swasta menilai Hendra/Ahsan kehilangan gairah untuk memenangkan pertandingan.
Ketegangan yang terlihat sejak awal mengunci semangat Hendra/Ahsan untuk mengeluarkan kemampuan terbaik. Tak terlihat smash-smash keras Ahsan dan permainan taktis Hendra Setiawan. Malah keduanya silih berganti melakukan kesalahan sendiri.
Sebaliknya, walau tegang Chai/Hong mampu mengendalikan permainan. Salah satu keunggulan mereka adalah pertahanan yang rapat dan kejelian memainkan tempo permainan. Saat mereka ditekan dengan smash bertubi-tubi, unggulan kelima ini mampu mempertahankan diri dengan baik dan balik menekan tanpa bisa dibendung Hendra/Ahsan. Postur pasangan Tiongkok yang menjulang tinggi memudahkan mereka untuk melancarkan smash menukik di bidang permainan Hendra/Ahsan.
Di game pertama Hendra/Ahsan menyerah dalam tempo 16 menit. Sementara di set kedua, juara Dubai Superseries Finals 2015 ini sempat memberikan memimpin 15-12. Namun, kurangnya koordinasi dan rotasi yang baik membuat lawan mampu mengejar ketertinggalan. Kedudukan sempat imbang 17-17, namun pengembalian Ahsan yang menyangkut di net membuka jalan kemenangan bagi unggulan lima. Tiga poin beruntun berhasil diperoleh Chai/Hong untuk mengakhiri pertandingan sekaligus menebus kekahalan di babak final Superseries Finals tahun lalu.
Tak hanya itu, pasangan Tiongkok ini pun berhak atas satu tiket perempat final mendampingi pasangan Jepang yang menumbangkan Hendra/Ahsan sebelumnya, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
“Tadi permainan kami tidak keluar, serangan dari pasangan Tiongkok juga berbahaya. Di game pertama, kami terlalu gampang mengangkat bola, jadi kami diserang terus. Saat game kedua sebetulnya sudah lebih enak, tetapi kami melakukan kesalahan di poin-poin kritis,” ungkap Hendra usai laga seperti dikutip dari badmintonindonesia.org.
Buruknya performa Hendra/Ahsan juga diakui Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi. Pria yang biasa disapa Herry IP menilai performa anak didiknya hanya 50 persen. Keduanya tak sanggup keluar dari tekanan dan beban berat untuk memenangkan laga hidup-mati tersebut.
“Hendra/Ahsan tidak bisa keluar dari tekanan, beban memang berat, mereka tidak bisa keluar dari pressure yang ada di dalam diri mereka. Permainan mereka hari ini hanya 50 persen saja. Semua pola yang sudah kami rencanakan tidak bisa berjalan,” tanda Herry IP.