Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Hendra/Ahsan Ketar-ketir, Berharap Memori Dubai 2015 Berulang

Diperbarui: 14 Agustus 2016   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hendra/Ahsan/badmintonindonesia.org

Saat ini posisi ganda putra terbaik Indonesia Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Olimpiade Rio 2016 sedang kritis. Unggul kedua itu baru saja menelan kekalahan di laga kedua penyisihan grup D. Menghadapi ganda Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, Hendra/Ahsan menyerah usai bertarung rubber game 17-21, 21-16, 14-21.

Kekalahan ini cukup mengejutkan. Pasalnya dalam sembilan pertemuan terakhir Hendra/Ahsan tak pernah kalah. Namun track record tak bisa menjadi jaminan apalagi di ajang akbar sekelas olimpiade.

Dengan segudang pengalaman dan prestasi, Hendra/Ahsan sudah berada dalam tekanan sejak awal pertandingan. Endo/Hayakawa bermain tenang dan sangat rapat dalam bertahan. Sebaliknya pasangan senior tersebut kurang taktis dalam menyerang sehingga mudah dipatahkan Endo/Hayakawa.

Di interval pertama Hendra/Ahsan tertinggal jauh, 5-11. Kesalahan demi kesalahan yang dilakukan di antaranya gagal dalam permainan di depan net yang ditunjukkan Hendra serta smash Ahsan yang kurang bertaji semakin membuat pasangan negeri sakura itu berada di atas angin hingga mengunci set pertama.

Di set kedua, Hendra/Ahsan berhasil bangkit. Namun konsistensi menjadi kelemahan Hendra/Ahsan dalam laga ini. Pada set penentuan jagoan Merah Putih itu langsung tertinggal sejak awal. Jarak 1-7 benar-benar menyulitkan Hendra/Ahsan. Walau sempat mencuri beberapa poin, kesalahan demi kesalahan yang dilakukan akhirnya menggenapkan penampilan kurang mengesankan.

 “Pasangan Jepang lebih siap dari segi pertahanan, sedangkan kami kurang sabar waktu menyerang. Di game kedua, kami bisa unggul di permainan depan. Tetapi di game ketiga, mereka main bertahan lagi, kami terlalu mau langsung mematikan lawan, seharusnya mengatur bola dulu,” ungkap Hendra dikutip dari badmintonindonesia.org.

Hendra/Ahsan tak punya pilihan lain bila ingin melangkah ke perempat final mendampingi Endo/Hayakawa. Kemenangan atas wakil Tiongkok Chai Biao/Hong Wei adalah harga mati. Di atas kertas Hendra/Ahsan berpeluang memangkan pertemuan keempat di antara mereka setelah menorehkan kemenangan di pertemuan terakhir pada final Dubai World Superseries Finals 2015. Saat itu Hendra/Ahsan menang usai bertarung tiga game, 13-21, 21-14 dan 21-14, sekaligus unggul dalam head to headdi atara mereka.

Patut dicatat, di ajang tersebut, Hendra/Ahsan berhasil keluar sebagai juara walau di babak penyisihan sempat menelan kekalahan atau unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong. Semoga kenangan manis tersebut terjadi lagi di Olimpiade kali ini.

Berebut juara grup

Berbeda dengan Hendra/Ahsan, tiga ganda Merah Putih berhasil mengamankan satu tiket perempat final usai meraih kemenangan kedua di fase penyisihan grup.

Ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto kembali meraih kemenangan di penyisihan grup A dengan mengalahkan Michael Fuchs/Birgit Michels asal Jerman, 21-16 dan 21-15. Di partai pamungkas grup juara All England 2026 ini akan menghadapi unggulan teratas asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei. Pemenangan dalam laga ini berhak menyandang status juara grup.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline