Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Messi dan Sanchez Sekali Lagi, Lebih dari Pertemuan Biasa

Diperbarui: 26 Juni 2016   17:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari Dailymail.co.uk

Setelah Kolombia menyegel tempat ketiga Copa America Centenario usai menekuk tuan rumah AS melalui gol semata wayang Carlos Bacca pada, Minggu (26/6) pagi WIB, kini perhatian publik sepenuhnya tertuju ke MetLife Stadium, tempat perhelatan partai pamungkas pada Senin (27/6) pukul 07.00 WIB. Dua tim terbaik di Amerika Selatan dan selama turnamen ini, Argentina dan Chile akan saling beradu memperebutkan mahkota seabad turnamen tersebut.

Dengan tanpa menyampingkan arti penting pertandingan ini bagi para pemain lain yang nota bene akan kembali saling berhadapan, menarik memperhatikan kiprah dua bintang yang bakal menjadi andalan masing-masing tim. Lionel Messi untuk Argentina dan Alexis Sanchez di kubu Chile.

Kedua pemain itu akan kembali diuji kemampuannya dalam atmosfer dan tensi tinggi seperti saat bertemu setahun silam di Estadio Nacional Julio Martinez Pradanos, Chile.

Masih ingat penalti ala Panenka yang dilesatkan Sanchez ke gawang Sergio Romero di hadapan puluhan ribu pendukungnya? Ya, itulah eksekusi pamungkas setelah kedua tim tak mampu mencetak satu gol pun selama 120 menit pertandingan. Keberhasilan Sanchez menaklukkan Romero menorehkan noktah indah dalam lembaran sejarah mereka:untuk pertama kali menjadi jawara pesta bola Amerika Selatan itu. Sementara Messi dengan segala kemasyurannya di level klub hanyalah pecundang, berdiri sejajar dengan Gonzalo Higuain dan Ever Banega yang gagal mengeksekusi tendangan dua belas pas. Chile pesta juara, sementara Argentina remuk hati bersama mimpi mengakhiri puasa gelar 22 tahun yang hilang lenyap.

Kini kesempatan bagi keduanya datang lagi. Siapa yang akan jadi pahlawan dan siapa pula bakal merasakan sakit?

Head to Head

Sejatinya pertandingan final ini bias mengubah banyak hal. Catatan dan statistik bisa tak berguna sama sekali karena segala hal di lapangan hijau bisa saja terjadi, bahkan hanya dalam hitungan detik. Namun, perlu juga membaca data sebagai fakta tak terbantahkan untuk memprediksi sejauh mana penampilan mereka, termasuk juga seberapa intens hasrat yang ada dalam dada mereka.

Pertama,performa. Sepanjang turnamen ini, Messi sedang dalam jalur positif.  Mengawali kiprah di Copa America dalam bayang-bayang cedera bahu yang memaksanya absen di laga pertama menghadapi Chile, Messi kemudian memperlihatkan seperti apa kondisinya saat menghadapi Panama. Tampil sebagai pemain pengganti “La Pulga” atau Si Kutu mencetak tiga gol hanya dalam tempo 19 menit.

Selanjutnya saat menghadapi Bolivia, Messi tak mencetak gol namun permainannya tetap menghibur.

Menghadapi Venezuela di perempat final Messi mencetak gol dan dua assist, sebelum melakukan hal yang sama saat mencukur tuan rumah AS empat gol tanpa balas di semi final.

Walau tak mencetak gol sebanyak Messi (5 gol), Sanchez menunjukkan grafik penampilan yang meningkat. Melempem di laga pertama, bahkan membuang sejumah peluang emas di mulut gawang Argentina, striker Arsenal itu membaik di laga selanjutnya masing-masing saat melawan Bolivia, Panama, Meksiko dan terakhir saat menyingkirkan Kolombia di babak semi final. Dengan tiga gold an sejumlah assist, Sanchez tetap berpotensi menambah pundi-pundi gol.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline