Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Makna Tempat Ketiga untuk AS dan Kolombia

Diperbarui: 25 Juni 2016   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AS dan Kolombia saat berduel di laga pembuka Copa America Centenario pada 4 Juni lalu/gambar dari mlssoccer.com

Konsentrasi dan perhatian publik kepada Copa America Centenario boleh saja tertuju pada partai puncak yang mempertemukan dua finalis Copa America edisi sebelumnya, Argentina dan Chile pada Senin, (27/6) pagi WIB. Menanti bagaimana dua tim saling melampiaskan dendam dan ambisi adalah daya tarik tersendiri. Demikianpun, tak sabar melihat bagaimana para bintang beraksi dan mengukir sejarah menjadi keasyikan tersendiri.

Namun, pertandingan antara Kolombia dan tuan rumah Amerika Serikat untuk memperebutkan tempat ketiga tetap penting dan menarik ditonton. Walau bukan klimaks, usai keduanya gagal ke partai puncak, laga ini tetap berarti.

Pertandingan pada Minggu, (26/6) pagi WIB di University of Phienix Stadium, California,  lebih dari sekadar partai ulangan setelah sebelumnya mereka bertemu di fase penyisihan grup D, sekaligus laga pembuka. Tampil di hadapan mayoritas pendukung sendiri yang memenuhi Levi’s Stadium, Santa Clara, Selasa (4/6) pagi WIB lalu, The Yanks bertekuk lutut setelah Cristian Zapata dan James Rodriguez bergantian menjebol jala Brad Guzan.

Bagi tuan rumah, laga ini bisa disebut sebagai momen balas dendam. Di tengah sorotan seusai menjadi bulan-bulanan Argentina di semi final, saatnya Clint Dempsey dan kolega memulihkan kembali kepercayaan publik Amerika Serikat.

Meski kalah kelas, melihat anak-anak asuh Jurgen Klinsmann tampil saat menghadapi Argentina, sungguh tak terlihat rupa AS yang tegar dan pantang menyerah. Keseblasan Negeri Paman Sam itu benar-benar kehilangan kekhasan mereka.

Sehingga pertemuan kembali dengan Los Cafeteros lebih dari cukup untuk menunjukkan kembali jati diri AS yang sebenarnya. Sekaligus memberikan harapan kepada masyarakat setempat bahwa masih pantas mereka mengelu-elukan dan membanggakan diri.

Menilik posisi dan prestasi James Rodriguez dan kawan-kawan yang saat ini berada dua strip di belakang Argentina, maka laga ini tak ubahnya pertandingan menghadapi tim unggulan. Seperti Argentina, Kolombia pun memiliki deretan pemain bintang yang populer di liga-liga elit Eropa.

Amerika Serikat pun dituntut untuk menyiapkan diri secara serius. Selain komposisi pemain Kolombia yang sarat “bintang”, tuan rumah pun berpeluang menjadi sasaran pelampiasan akibat kegagalan mereka menembus babak final.

Kekalahan dua gol tanpa balas atas Chile di babak semi final bukan mustahil telah meninggalkan luka pada kedigdayaan Kolombia yang dihuni deretan pemain berkelas di setiap lini seperti kiper David Ospina yang kini bermain untuk Arsenal, bek Cristian Zapata (AC Milan), gelandang James Rodriguez (Real Madrid), hingga Juan Cuadrado (Juventus).

Selain itu, kekalahan atas Chile menjadi puncak performa kurang meyakinkan Kolombia di turnamen kali ini. Setelah mencatatkan kemenangan atas AS dan Paraguay, skuad Jose Pekermann tampil mengecewakan saat digulung Kosta Rika di pertandingan terakhir Grup A, serta hanya mampu menang adu penalti atas Peru di babak delapan besar, sebelum kalah telak di semi final.

Laga ini pun menjadi kesempatan Pekermann untuk membungkam semua kritik dengan menampilkan permainan yang baik dengan memperbaiki taktit dan strategi. Tempat ketiga setidaknya tak terlalu buruk dijadikan kado bagi warga Kolombia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline