Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Tanda Tanya Besar untuk Owi/Butet Jelang Olimpiade Rio

Diperbarui: 9 Juni 2016   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Owi/Butet/badmintonindonesia.org

Ganda campuran terbaik Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali menuai hasil mengecewakan. Tampil di Australia Open Super Series yang dimulai sejak 7-12 Juni, di Sports Center, Olympic Boulevard, Sydney, pasangan yang karib disapa Owi/Butet itu langsung kandas di babak pertama.

Menghadapi pasangan non unggulan asal Denmark, Anders Skaarup Rasmussen/Maiken Fruergaard, Owi/Butet menyerah setelah berjuang tiga set 12-21, 21-18 dan 15-21. Kekalahan ini semakin mengindikasikan penurunan performa mereka setelah di pekan sebelumnya keok di babak kedua ajang Indonesia Open Super Series Premier.

Hasil ini mendatangkan keraguan sekaligus mempertebal tanda tanya terkait kesiapan mereka tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus mendatang. Owi/Butet merupakan salah satu andalan Merah Putih, di samping junior mereka Praveen Jordan/Debby Susanto, serta dua ganda senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan serta Greysia Polii/Nitya K Maheswari  untuk mendulang medali di Brasil nanti.

Namun, hasil ini, tak hanya mempertegas kembang kempis performa mereka di tahun ini. Juga membuat pertanyaan terkait peluang prestasi tersebut membesar. Ini merupakan turnamen besar terakhir sebelum Olimpiade Rio.

Salah satu kendala terbesar yang terlihat jelas saat ini adalah kondisi fisik. Secara teknik dan pengalaman, Owi/Butet tak perlu diragukan lagi. Hampir semua gelar sudah mereka koleksi. Namun soal usia yang tak bisa dimanipulasi, kurang dibarengi dengan pemeliharaan terhadap kondisi fisik.

Beberapa pemain senior, sebut saja dua juara Indonesia Open 2016, Lee Chong Wei asal Malaysia dan Xu Chen/Ma Jin dari Tiongkok, masih terlihat prima, walau secara usia hampir tak jauh berbeda dengan Owi/Butet. Namun, performa mereka yang begitu meyakinkan tak lepas dari kondisi fisik yang prima.

Hal ini tidak berarti bahwa Owi/Butet mengabaikan aspek tersebut. Namun, pengakuan yang keluar dari mulut Butet seusai kalah di babak awal Australia Open 2016 menyuratkan persoalan di sisi tersebut.

“Lawan hari ini cukup kuat, sementara saya kondisinya kurang begitu fit. Setelah Malaysia Open kemarin juga kondisi kami agak menurun. Bolanya juga banyak membuat kami harus reli, sementara saya tidak terlalu kuat,” tutur Liliyana dikutip dari badmintonindonesia.org.

Kalah secara fisik, membuat Owi/Butet mudah tergoda untuk mengambil jalan pintas. Terburu-buru mengembalikan bola dan bernafsu mengakhiri perlawanan malah menjebak mereka.

 “Ya selain itu, pasangan Denmark juga nggak gampang mati, terus kami sendiri kurang tenang dan terlalu tergesa-gesa,” timpal Tontowi.

Diharapkan kekalahan dini ini membuat Owi/Butet mendapatkan waktu persiapan yang lebih untuk Olimpiade nanti. Bahkan beberapa pemain unggulan dari sejumlah negara seperti Lee Chong Wei, Zhang Nan/Zhao Yunlei, Xu Chen/Ma Jin, dan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong lebih memilik menarik diri untuk mempersiapkan Olimpiade.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline