Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Selangkah Lagi, Penantian 14 Tahun Tim Thomas Indonesia Berakhir

Diperbarui: 20 Mei 2016   16:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anthony Ginting menyumbang poin kedua bagi Indonesia/badmintonindonesia.org

Tim Thomas Indonesia selangkah lebih dekat menuju tangga juara. Penantian gelar turnamen beregu putra selama 14 tahun itu kian menemui titik akhir. Menghadapi tim kuat Korea Selatan di semi final, Jumat (20/05), di Kunshan Sport Center, para Arjuna tampil menggila.

Berkekuatan para pemain muda, Tim Thomas mampu mengakhiri perlawanan Negeri Ginseng itu dengan skor 3-1. Dimotori ganda senior, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Merah Putih mampu meladeni para pemain senior Korea yang sebelumnya di perempat final berhasil menghempaskan sang raksasa, sekaligus tuan rumah, Tiongkok.

Menghadapi laga krusial ini, tim pelatih melakukan perubahan signifikan terutama di partai pertama. Tunggal terbaik Indonesia, Tommy Sugiarto diistirahatkan dan memberi tempat kepada pemain muda Jonathan Christie.

Kepercayaan itu benar-benar menantang pemain 18 tahun itu. Selain menjadi pembuka jalan, Jo juga harus berhadapan dengan ‘pembunuh’ tunggal nomor satu dunia Chen Long, Son Wan Ho.

Tunggal Kore nomor sembilan dunia sedang dalam kepercayaan diri tinggi usai kemenangan tersebut. Namun kondisi Tommy yang tak bugar membuat Jo menjadi pilihan yang paling mungkin. Selain itu performa Jojo semakin menanjak.

Namun, performa Jo justru antiklimaks. Ia terlihat kurang percaya diri sehingga mempengaruhi pola permainannya. Smash-smash tajam tak terlihat. Berbanding terbalik dengan Son yang sabar dan taktis, Jo malah terjebak dalam keragu-raguan baik dalam menyerang maupun mengarahkan shuttlecock.

“Saya masih kalah dari segi kematangan dan ketenangan, kapan harus menyerang dan sabar dulu, saya akui masih kalah jauh dari Son. Jadi tunggal pertama sebetulnya ngga bikin tegang, saya sudah merencanakan untuk bermain sabar, tapi di lapangan malah beda hasilnya, malah buru-buru ingin mematikan lawan,” ungkap Jo usai menyerah 21-10, 21-16 dikutip dari badmintonindonesia.org.

Kekalahan Jo membuat posisi Merah Putih semakin tertekan. Di partai kedua Hendra/Ahsan akan bertemu ganda nomor satu dunia Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong.

Performa Lee/Yoo di semi final begitu luar biasa. Selain itu track record pertemuan keduanya masih dipegang andalan Kore itu dengan kedudukan 7-5.

Namun, kematangan Hendra/Ahsan benar-benar terlihat dalam laga ini. Keduanya menepis keraguan publik Indonesia setelah tampil mengecewakan di babak delapan besar saat dikalahkan ganda Hong Kong Or Chin Chung/Tang Chun Man.

Bermain selama 34 menit, Hendra/Ahsan menang 15-21 12-21. Kemenangan ini sekaligus mengulangi hasil positif di ajang Super Series Finals 2105. Saat itu Hendra/Ahsan menang usai bermain rubber game 21-17, 22-24, 21-15.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline