Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Kalah Tipis dari Thailand, Tim Uber Indonesia ke Delapan Besar Sebagai Runner Up

Diperbarui: 18 Mei 2016   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari/badmintonindonesia.org

Anggia Shitta Awanda tak kuasa menahan tangis usai pertandingan partai keempat penyisihan Grup C antara Indonesia Vs Thailand di Kunshan Sport Center, Tiongkok, Selasa (17/05/16) petang. Didampingi pasangannya Tiara Rosalia Nuraidah, Anggia tertunduk lesu meninggalkan arena pertandingan.

Tangis Anggia tampaknya lebih sebagai ekspresi kekecewaan usai melewati partai dramatis nan menentukan. Berpasangan secara dadakan dengan Tiara, keduanya gagal menjungkalkan Jongkolphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai melalui pertarungan ketat selama 50 menit.

Sempat menyamakan kedudukan di set kedua, Anggia/Tiara memiliki harapan untuk memenangkan pertandingan. Di set penentu beberapa kali perolehan poin keduanya mampu berada di depan pasangan Gajah Putih itu. Namun kehilangan dua poin terakhir membuat pasangan Thailand itu mengunci kemenangan dengan skor akhir 21-14, 17-21, 22-24.

Kekalahan ganda kedua ini membuat Tim Uber Indonesia harus rela menyerahkan status juara grup kepada Thailand. Sama-sama ke delapan besar, potensi lawan yang dihadapi akan berbeda. Thailand berpeluang menghindari tim kuat. Sebaliknya para Srikandi Merah Putih akan mendapatkan lawan tangguh untuk memperebutkan tiket semi final.

Terlepas dari siapa lawan di babak perempat final yang pasti Tim Uber telah memberikan yang terbaik di pertandingan terakhir penyisihan Grup C. Dengan sedikit perubahan komposisi, di antaranya dengan mengistirahatkan Greysia Polii dan Fitriani, sepertinya tim pelatih tak mau Indonesia bermain habis-habisan. Bisa saja tenaga Greysia dan Fitriani disiapkan untuk pertandingan sulit di delapan besar, mengingat di atas kertas peluang realistis Tim Uber Indonesia adalah menjadi runner up.

Di partai pertama, Maria Febe Kusumastuti tak bisa berbuat banyak saat berhadapan dengan jagoan Thailand, Ratchanok Intanon. Tunggal putri terbaik Tanah Air itu masih kalah kelas dari ratu bulu tangkis dunia itu. Selain itu track record Febe saat berhadapan dengan Intanon pun tak meyakinkan. Ia belum sekalipun menang atas Intanon dalam lima pertemuan mereka.

Intanon yang tampil cemerlang sepanjang tahun ini mengendalikan sepenuhnya pertandingan. Pebulutangkis nomor dua dunia itu butuh 42 menit untuk memenangkan pertandingan dengan skor 21-14 dan 21-14.

“Dibanding pertemuan-pertemuan sebelumnya, Ratchanok sekarang lebih kuat, lebih cepat dan variasi pukulannya lebih banyak. Saya seperti cuma melayani permainan dia saja, susah mengimbangi. Dari segi kecepatan dan kekuatan, saya masih satu tingkat di bawah dia,” Febe mengakui keunggulan Intanon, dikutip dari badmintonindonesia.org.

Pebulutangkis 26 tahun itu melanjutkan, “Ratchanok punya senjata yang bikin kaget dan saya mati langkah. Saya sudah mencoba untuk menebak pergerakan Ratchanok, tapi tiba-tiba bisa dibelokkan sama dia.”

Ganda pertama Indonesia, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari mampu menyamakan kedudukan usai menang mudah straight set atas Sapsiree Taerattanachai/Puttita Supajirakul, 21-14, 21-12.

Hanna Ramadini /badmintonindonesia.org

“Ini pertemuan ketiga, jadi kami belajar dari pertemuan pertama dan kedua. Di pertemuan pertama kami menang, di pertemuan kedua kami kalah. Kami belajar di mana kekurangan dan kelebihan kami saat melawan mereka,” ungkap Della.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline