[caption caption="Rio Haryanto (Kompas.com)"][/caption]Rio Haryanto baru saja menyelesaikan seri ketiga musim ini di Sirkuit Internasional Shanghai, China, Minggu (17/4/2016). Setelah gagal meraih poin di seri pembuka di Australia, pebalap Manor Racing itu kembali mengulangi kesuksesan di seri kedua yang berlangsung di Bahrain. Walau tetap di belakang rekan setim, Pascal Wehrlein, satu-satunya pebalap Asia itu berhasil menginjak garis finis.
Di seri pertama Rio gagal finis, sementara Pascal sukses mendulang poin setelah mengakhiri lomba di posisi 16. Seri kedua, Rio dan Pascal sama-sama meraih poin. Bedanya, Rio di posisi ke-17 sementara rekan setim asal Jerman itu empat posisi di depannya.
Posisi Rio melorot di seri ketiga. Mengawali lomba di posisi 20, Rio finis di tempat ke-21 di depan sesama rookie dari tim Renault, Joylon Palmer di urutan buncit. Rio tak bisa mengungguli Lewis Hamilton yang mengawali start di urutan terakhir. Sang Juara Dunia masih terlalu tangguh, kali ini ia finis di posisi ketujuh.
Seperti Rio, pencapaian Pascal pun menurun. Pembalap yang dua tahun lebih muda dari Rio (23 tahun) finis di tempat ke-18. Kedua driver Manor itu masih harus berjuang keras untuk bersaing dengan para rider lainnya.
"Di awal balapan kami masih bersaing dengan Sauber dan juga Haas. Tapi menjelang akhir balapan kami memang sedikit kalah kencang," ungkap Rio usai balapan dikutip dari @ManorRacing.
Berbeda dengan Rio, Pascal menilai hasil yang ditorehkannya sudah cukup realistis. Tak ada yang perlu dipermasalhkan dengan tunggangan MRT mereka.
"Mobil kami oke. Tapi saya pikir, pada event ini dan saat ini, tempat untuk mobil kami ya memang di posisi 18," tandas Wehrlein.
Harapan belum berakhir
Terlepas dari persoalan teknis, harapan bagi kiprah Rio di ajang jet darat ini belum berakhir. Walau prestasi yang ditorehkan pebalap kelahiran Surakarta itu belum bisa memuaskan banyak pihak, asa menjadi lebih baik akan terus terpelihara.
Harapan tersebut berkelindan dengan perjuangan para pihak untuk melunasi sisa pembayaran kepada tim asal Inggris yang dibela Rio musim ini. Rio masih menunggak 9,75 juta euro atau setara Rp146 Milyar dari total 15 juta euro.
Bila tak bisa melunasi sisa pembayaran maka Rio terancam mengakhiri kiprahnya di tengah jalan. Paling banter Rio akan mengaspal 10 seri.
Seiring batas waktu pembayaran yang kian mendekat, yakni pada bulan Mei, berbagai cara sedang ditempuh. Selain melalui penggalangan dana yang digerakan oleh komunitas pendukung Rio, Sahabat Rio, cara lainnya pun ditempuh.