Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Sony Dwi Kuncoro Comeback, Ratchanok Siap ke Puncak Dunia

Diperbarui: 17 April 2016   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sony Dwi Kuncoro (badmintonindonesia.org)"][/caption]Luar biasa. Kata yang tepat untuk menggabarkan kiprah Sony Dwi Kuncoro di Singapura Open Super Series 2016. Merangkak dari babak kualifikasi, pebulutangkis 31 tahun ini siap membawa pulang gelar dari Singapura.

Heroisme dan kegigihan mantan andalan Indonesia ini terlihat jelas. Mengalahkan Kean Yew Loh dan Sai Praneeth (India) di babak kualifikasi, selanjutnya berturut-turut jadi korban kebangkitan Sony adalah Anthony Ginting (Indonesia), Sho Sasaki (Jepang), Wang Zhengming (Tiongkok) hingga bertemu unggulan dua Lin Dan.

[caption caption="Perjalanan Sony di Singapura Open 2016 (gambar @BadmintonUpdates)."]

[/caption]Pertarungan menghadapi Super Dan menjadi bukti kasat mata bahwa sisa-sisa kejayaan Sony masih tersimpan. Perjuangan menaklukkan cedera menandakan bahwa persaingannya dengan para pebulutangkis kelas dunia masih sangat mungkin.

“Menurut saya pertandingan malam ini sungguh luar biasa, ini adalah buah dari kerja keras saya di latihan. Saat menang, saya langsung berpikir kalau saya ternyata masih bisa menang dari Lin Dan,” ungkap Sony dikutip dari badmintonindonesia.org.

Bertarung sengit selama kurang lebih 69 menit, Sony akhirnya memenangkan pertarungan dengan skor 10-21, 21-17, 20-22.

Walau usia Lin Dan lebih tua satu tahun, namun performa dan rangkingnya jauh di atas Sony. Sebagai unggulan dua, Lin Dan jelas lebih diunggulkan. Namun Sony membuktikan bahwa karirnya belum berakhir, bahkan masih mungkin kembali merengkuh kejayaan.

Lin Dan yang mengalahkan tiga tunggal putra Indonesia yakni Ihsan Maulana Mustofa, Jonatan Christie dan Tommy Sugiarto akhirnya menyerah di tangan Sony. Laga ini mengingatkan kita pada pertemuan terakhir keduanya pada 2012 silam di Thailand Open Grand Prix Gold. Kala itu Sony menang straight game, 21-17, 21-16.

Sebelum laga berakhir, penonton yang memadati stadion Singapore Indoor Stadium, dihibur dengan permainan atraktif dan berkelas. Laga tersebut menarik untuk ditonton.

Kesalahan sendiri yang kerap dilakukan Lin di set pertama membawanya ke jurang kekalahan. Di game kedua, Lin bangkit. Sambaran tajam, penempatan bola yang jitu, membuat Lin berhasil memaksa laga berlanjut ke set ketiga. Namun beberapa kali mereka mengajukan challenge untuk menguji akurasi keputusan hakim garis.

“Intinya saya bermain lepas saja, saya tidak punya strategi khusus. Saya lihat di di lapangan bagaimana, dan saya lawan dengan bagaimana. Saya mau menyusahkan dia, saya mau dia jadi tidak enak mainnya. Pokoknya saya tidak mau terbawa permainan Lin,” ungkap Sony dikutip dari badmintonindonesia.org.

“Di game kedua saya akui kalau saya sering ragu-ragu. Saat game ketiga, saya pikir ini adalah saatnya, ini kesempatan terakhir karena sudah game penentuan. Saya lalu bermain agresif dan konsentrasi satu demi satu poin,” lanjut Sony.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline