Lihat ke Halaman Asli

charles dm

TERVERIFIKASI

charlesemanueldm@gmail.com

Madrid di Tebing Waktu, City dan PSG di Ambang Sejarah

Diperbarui: 12 April 2016   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Skuat Manchester City/Ilustrasi dailymail.co.uk"][/caption]Dua pertandingan penentu ke babak semi final Liga Champions akan tersaji, Rabu (13/04) dini hari nanti. Empat tim, Real Madrid dan Wolfsburg serta Manchester City dan Paris Saint-Germain (PSG) siap bertarung habis-habisan. Di depan sana, dua tiket empat besar menanti direngkuh. Untuk itu sejarah baru pun siap diukir.

Madrid membutuhkan kemenangan minimal dengan tiga gol kandang di Santiago Bernabeu. Kekalahan dua gol tanpa balas di Jerman pada leg pertama menuntut armada Zinedine Zidane untuk bekerja ekstra keras.

Cristiano Ronaldo dan kolega tak hanya dibebani tiga gol. Mereka pun tengah dibayang-bayangi sejarah buruk di pentas elit ini. Delapan kali secara beruntun sejak 2002 silam Los Blancos dililit rekor buruk. Mereka tak pernah menang setelah kalah di leg pertama. Musim lalu, kekalahan 1-2 di kandang Juventus, menghentikkan langkah mereka ke partai final, sekaligus menggagalkan asa merengkuh gelar Liga Champions ke-11.

Walau harus memikul ‘beban’ sejarah, Los Merengues bukan tanpa peluang. Di dunia sepak bola segala sesuatu bisa terjadi. Termasuk membalikkan keadaan setelah tertinggal cukup telak di pertandingan sebelumnya, seperti pernah mereka lakukan di era 1980-an.

Walau sudah lama terjadi, namun kenangan manis itu tentu masih terus dikenang dan dirawat. Dalam situasi genting dan kritis seperti saat ini, memori indah itu perlu diputar kembali sebagai lecutan untuk menambah semangat dan mempertebal motivasi.

Tentu, di Santiago Bernabeu itu sejarah indah itu masih terukir dengan indah. Selama periode itu, Bernabeu benar-benar menjadi momok bagi para lawan. Salah satu stadion terbesar di benua biru itu pernah menjadi kuburan  bagi Inter Milan dan Borussia Monchengladbach.

Setelah tertinggal 1-5 di kandang Monchengladbach, Madrid mampu memukul balik di leg kedua dengan empat gol tanpa balas. Alhasil Madrid pun lolos ke babak perempat final Piala Eropa (saat ini Liga Champions) musim 1985/1986.

Sebelum wakil Jerman itu, Internazionale lebih dulu merasakan angkernya Bernabeu. Keunggulan 2-0 di Milan sama sekali tak berarti setelah Madrid balik ‘menikam’ dengan tiga gol tanpa balas di Bernabeu.

Namun itu sudah lama terjadi. Ditambah lagi mereka kini tak lagi memiliki sosok Juanito, sang legenda yang dikenal dengan semangat pantang menyerah. Bersamanya di era 1970 hingga 1980-an  Madrid pernah menorehkan catatan gemilang di pentas Eropa: 15 kali membalikkan ketertinggalan setelah kalah di leg pertama.

Walau tak memiliki sosok Juanito, semangat sang legenda setidaknya tetap dipelihara hingga kini. Semangat heroik tersebut akan  membakar Si Putih yang akan tampil dengan kekuatan penuh. Tak ada pemain di daftar cedera dan Karim Benzema dan Raphael Varane pun siap tampil. Ditambah lagi gelora dukungan dari seisi Santiago Bernabeu akan semakin memacu Ronaldo cs untuk mengulangi sejarah indah tiga dekade silam.

Bila tidak, maka sejarah baru akan ditorehkan Wolfsburg. Untuk pertama kalinya, klub yang bermarkas di Volkswagen  Arena ini akan merasakan sensasi dan tantangan semifinal Liga Champions.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline